Thursday, August 18, 2005

Tentang Kucing


Nina : "Mami, aku boleh pelihara anjing ya?"
Gue : "Nggak"
Nina : "Ya udah deh, tapi kalo pelihara kucing boleh ya?"
Gue : "Nggak"
Nina : "Ah, mamiii"
Gue : "Yang maok ngurusin nanti siapa?"
Nina " "Aku, mami"
Gue : "Megangnya aja gak berani- gimana mauk ngurusin?"

Nina memang menyukai anjing dan kucing, tapi nggak berani menyentuh binatang itu sama sekali. Aneh. Karena gue belom berminat mengabulkan permintaannya, sebagai kompensasi dia berusaha mendekati tiap2 kucing kampung kecil yang lucu yang dia temui dimanapun. Untungnya kucing2 itu selalu kabur ketakutan sebelum Nina berhasil mendekat.

Sore kemarin sehabis lomba 17 Agustusan, Nina dan sepupu kecilnya Akmal asyik bermain sepeda didepan. Gue sendiri duduk2 diteras. Nggak berapa lama kemudian ia berteriak-teriak memanggil. Gue buru2 melihat keluar.
Gue : "Ada apa sih, Nin?" Gue agak2 cemas, takut terjadi sesuatu pada Akmal.
Nina : "Mami! Sini deh! Liat nih kucingnya lucu banget deh mami. Kita pelihara yuk!" Yaoloooh, gue pikir emergency ternyata dia cuma mo pamer kucing kampung kecil dijalanan depan. Ia dan Akmal duduk jongkok berdua mengelilingi kucing kecil itu. Gue cuma melotot bete lalu kembali duduk diteras meneruskan bacaan gue. Aduh, gak penting banget sih, Nin.

Setelah beberapa menit kemudian gue dengar teriakannya lagi, "Mami! Mami! Kucingnya ada dipohon! Dia gak bisa turun! Kasian mamiii... tolongin kucingnya dong!" Beuh... rame bener sih, Nin! Dari tempat gue duduk, gue bisa melihat kucing itu ketakutan didahan pohon dirumah seberang. *Hhh, kucing o'on, bisa naik gak bisa turun!* Gue tetap diam ditempat gue duduk sambil memandang kucing itu. Berisik begini mana gue bisa baca? Sementara anak dua itu ramai betul meratap dibawah pohon. Sesaat kemudian gue dengar Nina memberi support ke kucing itu, "Ayo pus! Kamu bisa! Pelan2 biar gak jatoh pus, ayo! Sedikit lagi! Kamu pasti bisa!" Sementara sepupu kecilnya, Akmal, masih saja terus meratapi kucing itu, "Cian, puush.. huhhuuhhu,.. anti atoh push... ciaan" Gue nyengir. Lucu juga!

Kucing memang termasuk binatang yang menggemaskan dan sebenarnya mereka binatang yang cukup pintar- cumanya tidak sepintar dan nggak setia seperti halnya anjing. Gue sendiri dulu dalam kurun waktu berbeda pernah memelihara 5 ekor kucing. Dan gue agak paham sifat anjing dan kucing. Anjing suka diajak bermain, pintar, dan mudah dilatih. Kucing itu binatang pemalas yang suka disayang-sayang. Anjing setia dengan pemiliknya dan bisa diajak hidup nomaden, sedangkan kucing tidak begitu. Kucing umumnya gak suka diajak pindah dari lingkungan awalnya dan mereka nervous dilingkungan baru. 4 ekor kucing gue menghilang satu persatu setelah dengan paksa kita bawa mereka pindah rumah. Setelah berbulan-bulan, tanpa sengaja gue menemukan satu dari mereka tidak jauh dari rumah gue yang lama, yang jaraknya sekitar 7 km dari rumah gue yang sekarang. Hebat ye? Mereka kan gak mungkin naek taksi. Kucing itu sendiri yang menghampiri gue, tandanya dia inget gue kaaaan? Karena itu gue berkesimpulan bahwa kucing itu cuma setia dengan lingkungannya, bukan dengan tuannya. 

But atleast kucing have a good memory too!


Monday, August 15, 2005

Kabur Aja Deh


Meskipun gue bergabung dengan cukup banyak milis, kebanyakan gue cuma jadi anggota pasif yang kerjanya hanya "menyimak". Selain itu gue belom pernah satu kalipun mengikuti pertemuan yang diadakan milis. Umumnya karena selalu bentrok dengan acara lain. Kalo anggota milis2 itu gak kenal gue, ya wajar aja. Gue an unknow member gitu loh.

Sabtu kemaren kebetulan ada 2 acara ketemuan. Yang satu sore, dan yang satu lagi malamnya ditempat yang terpisah. Karena memang sama sekali gak ada acara, gue niat banget buat datang. Gue bahkan maksa Gota yang bukan member milis buat nemenin gue kesana. Kan gue malu loooh, kalo harus ujug2 dateng sendiriaaan... Mestinya sih ada 2 orang yang gue kenal yang bakal dateng kesana. But they are couple! Uh, ngapain juga gue jadi pengiring couple? Gota maok nemenin karena memang rencananya setelah itu kita akan langsung ke pertemuan selanjutnya.

Singkat kata, karena kita dateng hampir satu jam dari waktu yang ditentukan, sampe sana orang2 sudah duduk enak ditempatnya masing2, dan gak ada satupun bangku kosong disekitar situ. Canggung juga ya? Setidaknya ada 2 orang (couple) yang gue kenal. Pada dasarnya gue orang yang pemalu, tapi gue bukan orang yang kaku- yang cuma diem2 aja. Jadi gue salami mereka satu persatu buat memperkenalkan diri *tsah!* Si pengundang sudah disitu, orang yang ramah and she did welcome me. But there was a girl sat on the edge of the table next to her who turned her head away from me. So when I wanted to give my hand to her, I could only just stood right there- looked at the back of her head. Stunned for a few seconds. Entah dia ignoring gue, gak tauk, atau gimana- yang jelas buat gue itu adalah hal yang menyebalkan! Arogan. Padahal dia lihat saat gue datang dan menyalami orang2 disebelahnya satu2, seharusnya dia tauk kalo giliran dia gue salami akan tiba, bukannya malah buang muka tiga menit penuh kearah yang berlawanan. So, gue terusi dengan menyalami orang2 yang duduk diseberangnya sebelum gue kembali menyalaminya *beuh, akhirnya dia nengok juga* Damn it! Gue betul2 sensitif, ih! Ya, ya, yaaa... gue sadar betul kalo gue memang gak penting buat dikenal. And I still remember her name...

Sebelnya lagi, belom lama selesai menyalami mereka semua, saat gue masih sibuk celangak celinguk cari bangku yang nganggur, tiba2 aja semua orang bangun dan beranjak pergi. Excuse me? What happend? Well, I tell you, gak ada satupun dari orang2 yang barusan gue salami itu yang berjenis "friendly & easygoing". Mereka soalnya cuma ngobrol dengan yang mereka kenal saja. Jangankan untuk menjelaskan, bahkan tak ada satu orangpun yang berusaha sedikit tersenyum saat kebetulan gue bertatapan dengan mereka. *Duh! Padahal gue udah pasang wajah paling friendly, euy* What did I do wrong? Saat itu gue gak melihat si pengundang ada disitu, tapi dari "the couple" gue akhirnya tauk kalo mereka berniat pindah ke lokasi yang lebih besar. Ini pun setelah pertanyaan serius gue dijawab dengan becandaan.

Tiba2 aja napsu gue buat stay bersama orang2 itu hilang, lang, lang! Oke, kita memang belom pada saling kenal sih, tapi kan gak usah pada cuek begitu? Dan gue gak terbiasa nyuekin orang terutama setelah gue berjabat tangan dengan mereka, so I did expecting they did the same. Saat mereka naik eskalator keatas, gue ajak Gota pergi. Actually, I didn't feel so right about this. Gue merasa jadi orang gak sopan yang mendadak pergi tanpa pamit, walaupun gue yakin gak bakalan ada yang merasa kehilangan. Pasti enggak'lah! Nyatanya setelah beberapa lama dimobil, bapak itu telpon. Hhm, ternyata masih ada juga yang inget. Pasti madame-nya yang nyuruh telpon ya pak? Thanks anyway.

Nyatanya gue merasa lebih excited buat datang ke acara selanjutnya dengan jenis2 orang yang lebih se-type. Easygoing, ngocol tapi secukupnya dan friendly. Yah, memang gak semua orangnya begitu sih, karena setidaknya ada beberapa yang memang "fun" tapi "pandang-bulu" kok. Hahhhaaahhaa... gue memang bukan psycholog, tapi gue mengamati dan mengenal "jenis2 orang". It's oke, sebatas gak merepotkan dan pasti gak masalah buat gue.

Anyway, jika nanti ada acara dan gue diundang *pede banget sih* Insyaallaah gue gak akan kapok kok buat datang lagi. Why not?