Monday, December 26, 2005

On My Own

*Here is another problem when you raise a child alone* I've been bringing Nina to work since last week for the last 4 days already. Huhuhuuhu,.. this is really exhausted thing to do and also cost me 2-3 times expensive than I have to spend normally. For her milk, for extra meals, for cabs- since I can not bring her by bus.
This is what happening : She used to stay with my mom after school, but since my mother went to Mekkah on 17th, nobody available to look after her in midday. And my mother will return on next year, at the end of January 2006. This is mean that I have to take care of this problem by myself. *Great!* What I know, we dont have a Day Care here, where people can leave children there to be take care during the day. So, whatelse can I do? Whatelse can I do? *sigh*
But thank God, my nice boss did allow me to bring her with me, and actually, Nina does enjoy it in my office too. She busy herself by drawing, playing PS-2, or playing online game when there is available pc. Tired? No. She doesnt have any tired at all- she even never take a nap at home.
So now my routine are changed. I have to wait her back from school and bring her with me at work, and we come in my office around 11am - 1pm, depends with her class. Really, this is not just spend more money but also spend more energy. And this will be going untill the end of January 2006. Ouch!
Please come back safe and 'soon', Mom. I love you, I need you too!

** Book I read this week :
Trial By Fire, by Nancy Taylor Rosenberg

Thursday, December 15, 2005

Huge!


Ini maok ngomongin soal tetek ... Years ago when I was younger I felt awfully amazed when I first saw a small size lady with her huge tits passed by in front of me. In that period I had never seen women with her oversized tits around and I was sure that her tits was a natural one- silicons free! As for Asian females, we normally have it small to medium sized *I call that acceptable & decent* Hahahaa. Big boobs but not too oversized is also common in Asia- just like melon size. That is what you call big, yes, but not huge! I can bet that women with big tits always have problem to find bra. Deep in my craziest mind, I do thinking that having a pair of big tits is a sin! *euh,.. Because they distracting people attention and frightening the kids?* Mengerikan!

But the internet had open my eyes wide. Soon I found out that out there- alots of stupid maniac women extremely enlarging their tits 10 times up to 20 times of they original sized! *crazy bitch*. The tits size are somehow bigger than their own body. I dont think it is possible for people to give her a big hug tight to her body, right? They're freaks! I feel exhausted already by only take a look at those giant meatballs dangling on those women chest. Euw! But atleast they safe on water- they could float! *chuckling*

Now, tell me, why the hell did those freaks do that? Isn't that very heavy??
Do they think big tits is attractive? *Ofcourse it is! Do you often seen one?*
Is it for sexual satiesfaction? *Oh, come on! It's only a matter of size, right?* It will not affected anything inside her except maybe her self satiesfaction, am I right? they proud of it!
Or is it to impressed a man? *Huuaahhaa... No! That's silly! If I was a man, I'd make sure I ran out far before she came towards me. That's horrible! I dont wanna get a nightmare! I dont wanna get injured either!* Hehehhee...

Then I start wondering, how about if those women get pregnant?? How do they look?? *sigh*

Sunday, December 04, 2005

My Uncle's WC

One or two years ago I've wrote about unique traditional bathrooms I ever saw in my life. One of the craziest toilet I found in Garut in a house of my uncle which is located in a small village *What I mean with a toilet here is a water closet- where you usualy dump your sh** there* At my uncle's you could never spot the toilet in his bathroom in your first visit. You know why? because actually he never really had one. When I asked my uncle where is it, his finger pointed to a small hole in the bathroom floor (and that was not in the corner) which is only around ten centimeters from the wall, and I dropped my jaw. *Aarrggh!! Where am I??* I though that hole was supposed for the water runs out! Oh yes for that too, but it was definitely a multifunction hole! A super hole! No wonder the hole looked big enough in a bathroom floor. Ugh! I wondered if I had to do the ritual- that mean I had to bend my back with my both legs folded while finding the right position above the target hole and also had to feel the cold bathroom wall tight on my back at the same time? Ugh! Nooo..! I though uncle lost his mind, hahhahaa! I wondered what he had in mind when he built his bathroom in the begining?? Could a fat person doing it there?? So, during my two days in my uncle house, I suddenly lost the urged for needing a toilet anymore. That was my first and also my last visit to my uncle's house. Not because of the toilet- but he comes to Jakarta very often so it is not necessary to come visit him there, right? *good excuse*

On my family roadtour the other day, we all visited my uncle in Garut again for the first time in 5 years, and I started to worry again. But I was worried for nothing coz within 5 years period his house been totally changed alot! The house is pretty now and he has 2 bathrooms with 2 normal toilets! Hahhaaa! Thank God!

>** Books I read this week :
- Norman Mailer, Tough Guys Don't Dance
- Robert James Waller, The Bridges of Madison County

Wednesday, November 30, 2005

Gak Beradab!

Lagi2 mengenai perilaku aparat polisi, tepatnya reserse! Ini yang gue lihat diberita TV mengenai tertangkapnya buronan pembunuh direktur PT. ASABA yang memang sudah beberapa kali minggat dari tahanan. Gue asli emosi melihat tayangannya : Buronan itu dengan tubuh berkeringat dan kepalanya yang berdarah digiring hanya bercelana kolor. Kedua kaki dan tangannya dirantai. Yang menyedihkan, lehernyapun dijerat dengan dua utas tambang yang ikut ditarik saat ia digiring. Bener2 gak manusiawi! *apa reserse itu pikir dia hewan ternak??* Oke, dia memang pembunuh bayaran dan sudah sering kabur dari tahanan, tapi kalo gue lihat dari level kejahatannya, orang itu masih tidak seberapa jika dibanding dengan pembunuh2 sadis yang berulang kali membunuh bahkan sampai tega2nya memotong korbannya. Kalo boleh memilih buat berlaku kejam dan gak beradab- menurut gua para teroris fanatik keparat yang tertangkap kemarin2 itu masih lebih pantas buat diperlakukan seperti itu. Tapi yang gue lihat mereka malah diperlakukan dengan layak sekali, bahkan mereka terlihat "happy2" saja. Great!
Seharusnya para reserse itu, atau polisi, atau anggota TNI, atau intel, atau apalah- sebaiknya bisa sedikit jaim, lebih beradab, dan bertindak sewajarnya. Jangan pernah merasa punya kuasa buat bertindak semena-mana seperti contoh diatas tadi. Apalagi buronan ini mantan marinir, so, rasanya mereka sendiri pun pasti gak mauk berada diposisi dan kondisi seperti buronan ini.
Aparat yang sok jagoan dan yang menyebalkan kek begini ini nih, yang bikin gue sengit & hilang respek.

Friday, November 25, 2005


** Book i'm reading this week :
- Graham Greene, The Tenth Man
- Ross Mac-Donald, The Goodbye Look

Saturday, November 12, 2005

Si Aki Bikin Ulah, part 2

Kejadian kedua terjadi di Jogja. Jam 11 malam Yangkung ribut minta pulang. So, semua orang sibuk packing. Dan saat semua beres Yangkung malah tenang2 saja dikamarnya, rupanya ia lupa kalo tadi minta pulang. Hhh! Tengil ya? Jam 2 malem dia malah bilang ingin ke Semarang! Wah, ngarang bener! Kita cuma mengiyakan saja, padahal sih tujuan tetap ke Garut lalu balik ke Jakarta. Mbak Yayuk bilang : 'Gak apa2 langsung aja ke Garut, toh yangkung juga gak bisa bedain jalannya'
Finally, jam 3 malam perjalanan konvoi dimulai. Yangkung duduk dimobil urutan paling belakang yang disupiri mas Yoyok didampingi oom Igiet, dengan penumpang Yang-uti dan 4 orang keponakan gue yang mayoritas ABG under 16 years old. Gue sendiri dimobil kedua dibelakang mobil mas Ayiek yang melesat jauh didepan (Semuanya 7 buah mobil kebelakang). Baru satu jam perjalanan tiba2 mobil2 mas Ayiek menepi dan otomatis kita semua yang dibelakangnya ikut menepi, lalu mas Ayiek telpon dan menyuruh kita melanjutkan perjalanan lebih dulu sementara dia sendiri berencana muter balik lagi. Mas Ayiek cuma bilang, "Yangkung bikin ulah lagi", lalu dia pergi menuju arah sebelumnya. Wah!
Setelah beberapa jam berlalu, konvoi berkumpul di restoran Pringsewu sekalian beristirahat dan makan pagi sekaligus menunggu mas Ayiek. Gak lama kemudian mobil mas Ayiek datang dengan disesaki 4 penumpang ekstra, yakni para keponakan2 gue yang tadinya ada dimobil Yangkung. Halah, penuhnya mak!
Gue penasaran banget, ada kejadiaan apa lagi tadi malam? Keponakan2 gue yang tadi semobil dengan Yangkung semua turun dari mobil dengan wajah cemberut. Belakangan2nya setelah rasa jengkelnya hilang, Astrid baru maok cerita : Tadi malam ditengah perjalanan Yangkung minta buang air kecil. Dijalanan luar kota didaerah dan dipagi buta buta seperti itu mana ada tempat buat berhenti pipis? Mauk nggak mauk ya harus menepi dan pipis dipinggir jalan. Saat mobil menepi Yangkung malah berputar kedepan kanan mobil lalu duduk diatas aspal dengan meletakkan kedua kakinya persis didepan roda kanan depan, lalu berteriak. "Aku mauk pulang! Aku gak maok ke Semarang! Udah, aku dilindes aja sekalian! Cepat lindes aja!", gitu, sambil memukuli body mobil dengan sandalnya (sampai jadi sedikit penyok). Yaolooh, siapa juga yg mo ke Semarang? Lagian tadi Yangkung sendiri yg minta ke Semarang! Parah. Saat kejadian itu semua anak2 dimobil menangis, Yang-Uti hanya bisa diam, dan mas Yoyok menjauh dari mobil, jengkel setengah mati- sudah malas membujuk. Hanya Oom Igiet yang sibuk ngasih tanda ditengah jalan kepada mobil2 yang lewat agar berhati2. Kakek2 duduk ditengah jalan dipagi buta dengan kedua kaki mengganjal persis didepan mobil pasti bukanlah pemandangan yang lazim. Malu2in gak sih? Untung saja saat itu masih pagi buta dan jalanan masih terbilang sepi. Sewaktu mas Ayiek tiba ditempat kejadian, anak2 langsung turun semua dari "mobil perkara" lalu pindah ke mobil mas Ayiek. Sedangkan mas Ayiek sendiri tanpa banyak bicara langsung keluar dan menarik Yangkung bangun dengan dibantu mas Yoyok lalu dipapah dengan paksa masuk kemobil. Sebelum masuk Yangkung sempat berpegangan pada pintu mobil dan berusaha mematahkannya dengan cara men-dorong2nya kearah luar dengan kuat sampai terdengar bunyi "krek". Saat itu semua orang sudah jengkel setengah mati. Yangkung dipaksa duduk diam disebelah Yang-Uti. Anak2 gak ada yg mauk balik kembali ke mobil itu, bahkan sebetulnya mas Yoyok dan oom Igiet pun sudah males banget harus kembali ke mobil itu. Biar gak ribet- setelah berembuk mas Ayiek memutuskan agar Yangkung dan YangUti lebih baik dibawa pulang langsung ke Jakarta oleh mas Yoyok dengan didampingi oom Igiet, yang mana sesampainya nanti mereka di Jakarta mereka akan segera kembali menyusul ke Garut (Duh, capeknya!). Kali ini nonstop! Gak ada urusan pipis- gak ada urusan makan- gak ada berhenti2 lagi (bahkan kalo perlu lakukan semuanya dimobil). Langsung ke Jakarta nonstop! Huee, sedangkan kita semuanya masih sesuai dengan rencana ke Garut dulu sebelum pulang Jakarta. Kasihan keponakan2 gue yang tadi satu mobil dengan yangkung, karena tergesa-gesa kesal dan panik, barang2 (Hp, sandal2, jaket) dan tas pakaian mereka terbawa dimobil yang membawa Yangkung pulang ke Jakarta. Jadi mereka terpaksa harus menunggu mobil kembali lagi dari Jakarta.
Waaaah, ada nggak sih yang punya pengalaman mirip kayak gini? Duh, semoga mami dan gue saat tua nanti gak seperti itu ya?

Friday, November 11, 2005

Si Aki Bikin Ulah, part 1

Kata orang2 semakin tua usia seseorang bisa semakin kekanak-kanakan tingkah lakunya. Ya, mungkin ini tidak selalu terjadi pada setiap orang. Tapi percaya nggak percaya gue sudah membuktikannya sendiri. Yangkung umurnya hampir 80 tahun, lemah, dan jalan pun sudah susah. Kejadiaannya baru saja terjadi saat Tour de Java kemarin. Sebetulnya ini bukan kejadian pertama ya? Semua ulah yangkung sebetulnya nyebelin, tapi sekaligus mengundang rasa geli yang bisa membuat kita keluarganya cekikikan.
Saat di Kebumen kemarin, Yangkung tiba2 kabur- menghilang! Itu sekitar jam 11 siang & kehebohan pun muncul, tidak hanya keluarga yang panik, tapi setelah beberapa jam dicari tidak ketemu- dan entah bagaimana tiba2 polisi terlibat. Kebumen itu kota kecil yang mayoritas penduduknya saling kenal, jadi otomatis hampir semua orang satu Kebumen tahu kalo ada kakek2 yang tengah melarikan diri dari rumah! Tengsin deh. Ending cerita berakhir dengan ditemukannya Yangkung naik becak disekitar Prembun yang jaraknya belasan km dari Kebumen! Halah!
Jadi ceritanya begini : Karena kita semua gak bakalan cukup tinggal disitu, kita menginap di losmen gak jauh dari situ & sesuai rencana yang sudah Yangkung setujui sendiri, hanya Yangkung tinggal dirumah itu. Dan entah kenapa pagi itu saat semua orang sedang tidak ada disekitarnya, Yangkung berpikiran bahwa kita semua meninggalkan dia disitu. So pergilah dia keluar dan menyetop sebuah becak. Saat itulah Mbak Leny yang kebetulan keluar dari kamar melihatnya lalu buru2 lari dan berusaha mencegah becak pergi. Tapi Mbak Leny malah disikut dan ditinju Yangkung. Huuahhahaa. Karena saat itu nggak ada siapa2 disitu Mbak Leny ngotot ikutan naik keatas becak, meski saat itu ia nggak berpakaian proper, nggak bawa HP dan nggak mengantungi uang sepeserpun. Mana sempat? Bisa2 kehilangan jejak Yangkung!
Wah, ceritanya panjang! Tapi saat di becak setiap kali Mbak Leny bicara ia selalu dibentak Yangkung, akhirnya dia cuma bisa duduk diam saja disebelahnya. Entah kemana sebenarnya tujuan Yangkung- bahkan tukang becaknya pun nggak tauk mo kemana. Pake acara muterin tugu didaerah hhmm, lupa, sampe 3 kali, kesasar, dan Mbak Leny pake acara kebelet pipis segala. Saat itulah Mbak Leny punya ide pura2 mo pipis dan meminta sedikit uang sama Yangkung (pura2nya buat bayar WC). Untung Yangkung masih berbaik hati mo ngasih uang & bersedia menunggu dibecak! Saat itulah Mbak Leny menyelinap ke Wartel lalu menelepon Mas Hardo buat ngasih tauk posisi mereka. Gua sih kasihan sama abang becaknya. Mbak Leny bilang perjalanan becaknya mulai dari jalannya kenceng sampe akhirnya pelaaan, banget! Mereka ditemukan jam setengah 6 sore dipinggir jalan kota Prembun. Baru kali itu ada tukang becak dibayar 85 rebu!

Dan ini baru awalnya doang....

Thursday, November 10, 2005

Java Road Trip

Liburan Lebaran kemaren semingguan ikut Tour de Java, maksudnya sih jalan2 keliling Jawa gitu loh, dan gue gak bisa menyebutnya pulang kampung, karena malah jadi membingungkan. Kampungnya siapa? Orang2 tua dikeluarga gue malah kebanyakan lahir dan besar di Jakarta. Tapi biar bagaimana pun kampungnya nenek moyang keluarga besar gue, ya, kampung gue juga kan? Lagipula gue masih punya cukup banyak saudara tersebar di pulau Jawa. So, road trip seperti ini bikin gue excited karena yang pertama kali sejak 6 tahun terakhir.
Singkat cerita : Dengan 7 kendaraan yang masing2nya mengangkut penumpang pas sesuai jumlah bangku (hehehhe... ada 40an kepala tuh, persisnya berapa gue gak ngitungin), kita start konvoi di H1 lebaran. Tujuan awal, Bandung. Semalam di Bandung besoknya kita mulai bergerak ke Jawa Tengah. Mampir di Gombong, Kebumen, Kutowinangun, dan Prembun, lalu kita ke Purworejo. Ih, senangnya bisa main2 dikali dan mondar-mandir naik gethek! Satu malam di Purworejo kita ke Jogja dan menginap dua malam. Di Jogja, kalo nggak borong2 handycraft dan perak rasanya nggak sopan. Hehhehe. Subuh2 kita melanjutkan perjalanan balik ke Jakarta. Sebelumnya mampir dulu di Garut satu malam buat mandi2 dan berenang air panas. Ini yang menarik! Air panas disini mengalir melalui pipa tanpa keran. Mengalir nggak ada habis2nya, sampai2 gue yang biasa hemat air di Jakarta jadi 'nelangsa'. Begitu banyak air panas mengalir luber tanpa ada habisnya. Ck, ck, ck! Ngiri banget! Seandainya dirumah bisa begitu.
Finally, di H6 kita kembali di Jakarta dengan belanjaan dan bertumpuk-tumpuk cucian kotor.

Tuesday, October 18, 2005

Kecanduan


*Ini gak ada hubungannya dengan narkoba*. Anak gue, Nina, hobi banget menggambar! Iya, menggambar, membuat gambar, membuat sketsa. Nina itu anak yang penuh imaginasi dalam menggambar, tapi ia sama sekali tidak suka mewarnai. Aneh kan? Kalau terpaksa harus mewarnai, caranya asal2an! Seperti nggak ada usaha untuk membuat gambar2nya yang cantik itu menjadi terlihat lebih menarik.
Tapi bukan itu yang bikin gue gregetan, ini lebih karena jam menggambarnya yang susah dibatasi. Dua tahun belakangan ini gue lebih memilih membelikannya kertas HVS polos per Rim. Capek, mak! Buku gambar setebal apapun bisa habis dalam hitungan hari. Males kan? Rim kertas HVS pun harus gue sembunyikan agar dia tidak memakai kertas sesukanya. *Caranya menghabiskan kertas lebih banyak ketimbang gue menghabiskan kertas dikantor dalam sebulan*. Setiap hari kertas putih dengan gambarnya bergeletakan dimana-mana. Huh! Bosen deh menyuruhnya tertib buat nggak lupa menaruh kertas2nya didalam laci. Herannya biar udah gue umpet2in tapi dia tetap saja bisa menemukan kertas (gue gak merasa punya kertas itu & dia nggak pernah mau bilang dapat darimana). Saking gilanya menggambar, dipinggiran halaman buku2 pelajaran/tulisnya pun bahkan sering dia gambar2! *Dan, huh, buntut2nya gue juga yang ditegur ibu gurunya*

Sebenarnya sih gue senang dengan bakatnya ini *Coba, nurun dari sapa dulu dong?*, tapi, dia seperti yang kecanduan gitu loh. Gue waktu kecil pun gak gitu2 amat. Nina ini pulang sekolah baru saja turun dari mobil, belum sempet tarok tas- copot sepatu, dia udah gradak-gruduk cari kertas dengan gelisah. Setelah dapat kertas, dia langsung saja duduk anteng dimeja, menggambar masih dengan seragam dan tas dipunggungnya. Kalo dia nggak langsung dapat kertas, Nina bisa ngamuk uring2an gak keruan! Bete kan? Tiap hari tuh. Aaaarrghh!!!!

Kemarin malam sewaktu gue sedang santai nonton TV, Nina dateng menghampiri gue sambil menyerahkan sejumlah kertas. Selanjutnya, Oh, my! Gue takjub, terharu, dan bangga melihat kertas ditangan gue. : She made her first two comic books for me!!! Iya, komik. Sederhana & so childish, hanya dengan 2 lembar HVS putih yang dia staples menyerupai buku. Pada halaman2nya dia bercerita melalui gambar2 yang ia susun per-kotak, dengan kharakter (tokoh)nya, dan lengkap dengan dialog box-nya. This is great! Gue beneran terharu dan bangga! Tandanya dia sudah mengenal konsep dasar komik dengan baik, tinggal lebih diasah & diarahkan *hiks! bangga!
Ia membuat 2 buah komik yang masih2 terdiri dari 4 halaman (2 lembar HVS dilipat 2 ditengah). Pada halaman belakang dia tulis : "Dapatkan segera serialnya di toko buku" Duh! Ngerti2nya istilah serial ya?

I love you, kiddo! You go, girl!!

------------------------------------------------
Book for reading this week :
* John Updick; The Witches from Eastwick
* Steve Martini; Shopping Girl

Monday, October 10, 2005

*talking to myself*


Gila kali ya? Cuma pengen kalung emas yang gak seberapa berat, ada perempuan di Tangerang yang tega2nya sampai membunuh tetangganya sendiri yang dia kenal, yang dia lihat hampir setiap hari, dan yang sering dia ajak ngerumpi. Bukan cuma sekedar dibunuh, tapi dia sanggup memotong leher tetangganya itu. *Gua rasa urat mual perepuan itu udah putus ya?* Dia nggak gila, tapi goblok, dan nggak ada akalnya, dan yang jelas dia sadis. Pasti sekarang dipenjara dia sedang menyesal habis2an.

Polycarpus. *Hhmm, kok kayak nama jenis bahan kimia ya?* Nama yang aneh!

Ini hoax apa bukan? *Damn! I hope they joking!* Gue baca berita dari email bahwa Supreme Court (apa sih dalam bahasa Indonesianya?) di Indonesia akan mencontoh peraturan pemerintah Mesir, dengan mengeluarkan peraturan bahwa setiap WNA pria yang akan menikahi perempuan WNI diwajibkan membayar deposit sebesar USD 50.000 atau sekitar IDR 500 jeti, bo! Alasannya sih demi melindungi kepentingan perempuan2 itu sendiri.
Halah! Ngada-ngada ya? Setan betul kalo ini bukan hoax! Lelucon garing! Memangnya perempuan WNI itu barang komoditas? barang dagangan? haa?? Apa Indonesia sudah segitu kekurangan income sampai harus cari2 cara lain yang bisa mendatangkan uang? Kalau memang mau seperti itu caranya, wah, negara goblok apa pula ini? Mirip germo berkedok negara!

Sunday, October 02, 2005

Mimpi Yang Aneh


Semalam gue mimpi aneh, mengerikan, dan mengherankan. Biasanya gue tidak merasa pernah bermimpi, maklum, tidur malam gue selalu aja susah setengah mati. Bisa tidur sebelum jam 2 pagi pun gue sudah cukup bersyukur! Namun mimpi gue semalam rasanya begitu nyata hingga terus terbawa saat gue bangun. Mengenai apa cerita mimpi gue semalam, gue gak bisa mengingatnya, tapi gue ingat betul gimana saat tiba2 gigi gue copot dan rontok satu persatu seperti jagung pipilan hingga gue harus menahannya dalam genggaman dua tangan gue agar tidak berceceran dilantai. Serem gak sih? Dalam mimpi gue merasa begitu panik. Dan rasanya begitu nyata seolah itu bukan mimpi! Siapa sih yang gak panik kalo dalam satu menit tanpa accident apapun tiba2 semua giginya rontok? Hhhh, untungnya cuma mimpi!
And guess what? Hari minggu ini gue menang arisan! Dan gue dapet kiriman paket! Hehhhehheee... ada hubungannya gak ya? Mimpi ini gue ceritain ke tante gue, dan dia memang bilang bahwa memimpikan gigi copot : Biasanya itu pertanda bakal dapet rezeki. Gee! I hope she was right! Tapi arisan yang gue dapet ini kan tidak seberapa? Wong cuma arisan iseng2 antar sepupu. Hihihhii, gue bukannya gak besyukur dapet rejeki dari arisan, tapi kan gak sesuai dengan jumlah gigi gue yang rontok dalam mimpi ya? Gue jadi terbawa sugesti nih, moga2 kalo bener gue bakal dapat rezeki, semoga tetap ada kelanjutannya- gak cuma sebatas menang arisan dan dapet paket aja ya? Aaahhahahhaa ...

Tuesday, September 20, 2005

JD Fortune for INXS!!


Setelah 10 minggu berlalu, si JD Fortune dari Ontario - Canada akhirnya terpilih juga sebagai lead singernya INXS! Bener2 berkat ambisi dan kerja keras yang gak sia-sia *Dari awal kompetisi JD sudah jelas terlihat sebagai yang paling ambisius*.
Sebenarnya gue nggak terlalu suka sama musiknya INXS, tapi nyatanya program Rockstar:INXS yang disiarkan re-run lewat O chanel ini menarik diikuti *buat gue pribadi - karena temen2 gue gak satupun ada yg ngikutin*, ini karena kebetulan gue suka lagu rock aja, lebih2 pesertanya truly can Rock! Awalnya ada 15 peserta yang sudah dicasting : Will, Dana, Daphna, Brandon, Ty, Suzie, Jessica, Tara, Mig, Marty, Deana, Jordis, Neal, Heather, & ofcourse- JD.


Di 5 minggu pertama masih gampang nebak2 siapa yang bakal dieliminasi, tapi setelah 4 minggu terakhir baru agak2 susah. Vokalnya oke2 semua, tampang & penampilan relatif, tapi performance-nya lumayan semua. Awalnya gue ngejagoin Brandon, suaranya memang keren- ada kharakternya, tapi setelah beberapa minggu gue pikir dia nggak cocok buat INXS. Menurut gue Brandon punya karakter vokal dan penampilan yang lebih cocok buat musik folk-rock macam 'The Black Crowes', 'RHCP', 'lynard Skynard' dan yang sejenisnya. Mig vokalnya kurang nge-rock, tapi tampang dan penampilannya keren, dan dia banyak didukung karena biarpun tinggal di Inggris dia itu Australian. Marty awal2nya kelihatan menyeramkan, yang performancenya norak- tapi vokalnya oke, dan dia banyak berubah setelah penampilan pertamanya yang kacau. Lebih cool. Tapi vokal dan penampilan Marty kelihatan lebih cocok buat band2 beraliran art-rock. Walau begitu disaat2 terakhir Marty & JD kelihatan satu kwalitas. Sedangkan JD sendiri, dari awal dia udah begitu ambisius pengen jadi lead singernya INXS, sampai beberapa kali sikap dan tingkahnya kerap bikin sebel peserta yang lain. Hhhm, tapi dia memang pantas kok buat pede- soalnya emang seksi. Dia tall, slim, & good looking. Vokal, sosok, & penampilannya rocker banget. Wild & handsome. Aaaarrrghh!
Anyway, difinal Dua2nya ini (Marty & JD) memang punya kans paling besar buat maju jadi lead singernya INXS. And I guess I was right! Marty is good, but he is not fit for INXS. Go, JD! Go!

Tuesday, September 06, 2005

Musibah dan Takdir


Serem deh, perasaan belum lama kemaren LION AIR jatoh, sekarang MANDALA AIR berpenumpang lebih dari 100 orang jatoh lagi di Medan. Gue pada dasarnya takut naik pesawat, dan sekarang rasanya gue jadi semakin takut naik pesawat nih. Hhhm, gak boleh gitu kali ya? Umur dan nasib itu kan ditangan Tuhan. Tapi kalo liat liputannya di tivi, huuuah, sedih bener liat musibah kali ini- wong jatohnya ditengah kota, bo! Pesawat dan lokasi disekitar jatuhnya udah bener2 gak ada bentuknya lagi. Membayangkan nasib mereka yang kena musibah rasanya serem banget. Tergencet dan terhimpit reruntuhan pesawat, dan yang jelas pasti hangus terbakar, bahkan mungkin ada yang lengket menempel dibesi pesawat hingga susah melepasnya. Sedih melihat regu penolong yang harus menggunakan besi pengungkit buat mencongkel mayat2 hangus yang tertanam rata ditanah dan yang terhimpit reruntuhan, bahkan harus mengkais-kais untuk mencari sisa2 mayat yang tertinggal. It was a nightmareee....
Para reporter dan wartawan berlomba-lomba melaporkan berita ini. Semua sibuk melaporkan kondisi korban penumpang, pilot, dan pramugari pesawat naas tersebut. Tapi dari segitu banyaknya pemberitaan, sampai saat gue menulis ini, gue belom mendenger satupun berita mengenai nasib para korban yang bukan sekedar tertimpa musibah- tapi juga "tertimpa pesawat". Memang mereka sama2 menjadi korban, tapi rasanya kurang adil. Kenapa orang2 seolah lebih perhatian pada penumpang pesawatnya ya? Padahal kalo dipikir-pikir, namanya juga naik pesawat- resiko jatuh pasti ada. Tapi kalo orang lagi diam2 dirumah atau sedang berkendara dijalan raya dan tiba2 ada pesawat jatuh menimpa dia, rasanya itu lebih tragis! Iya kan? Karena gue belum pernah bertemu orang yang pernah membayangkan dirinya mati tertimpa pesawat saat sedang mencuci baju dirumah. Kamu pernah gak? Aneh kan? Tapi kalo kamu kadang terbersit pikiran waswas bahwa pesawat yang kamu naiki kemungkinan mengalami celaka, itu baru mungkin dan rasanya wajar. Anyway, gue turut berduka cita sedalam-dalamnya buat semua keluarga yang ditinggalkan.

Berita setelah liputan mengenai kecelakaan pesawat, lebih aneh lagi. Gue lupa itu berita dari mana, tapi yang jelas ada lelaki bunuh diri dengan mencekik dirinya sendiri sampe mati. Bayangin- mencekik leber sendiri! Susah amat ya- cara bunuh dirinya? Nggak lazim gitu. Padahal kan repot gitu loh, dan gak 100% menjamin dirinya langsung mati. Beuh! Cara mati yang aneh...

******************************
Book I bought this week : Agatha Christie - Five little Pigs
Novie I bought this week : King Salomon's Mine

Thursday, August 18, 2005

Tentang Kucing


Nina : "Mami, aku boleh pelihara anjing ya?"
Gue : "Nggak"
Nina : "Ya udah deh, tapi kalo pelihara kucing boleh ya?"
Gue : "Nggak"
Nina : "Ah, mamiii"
Gue : "Yang maok ngurusin nanti siapa?"
Nina " "Aku, mami"
Gue : "Megangnya aja gak berani- gimana mauk ngurusin?"

Nina memang menyukai anjing dan kucing, tapi nggak berani menyentuh binatang itu sama sekali. Aneh. Karena gue belom berminat mengabulkan permintaannya, sebagai kompensasi dia berusaha mendekati tiap2 kucing kampung kecil yang lucu yang dia temui dimanapun. Untungnya kucing2 itu selalu kabur ketakutan sebelum Nina berhasil mendekat.

Sore kemarin sehabis lomba 17 Agustusan, Nina dan sepupu kecilnya Akmal asyik bermain sepeda didepan. Gue sendiri duduk2 diteras. Nggak berapa lama kemudian ia berteriak-teriak memanggil. Gue buru2 melihat keluar.
Gue : "Ada apa sih, Nin?" Gue agak2 cemas, takut terjadi sesuatu pada Akmal.
Nina : "Mami! Sini deh! Liat nih kucingnya lucu banget deh mami. Kita pelihara yuk!" Yaoloooh, gue pikir emergency ternyata dia cuma mo pamer kucing kampung kecil dijalanan depan. Ia dan Akmal duduk jongkok berdua mengelilingi kucing kecil itu. Gue cuma melotot bete lalu kembali duduk diteras meneruskan bacaan gue. Aduh, gak penting banget sih, Nin.

Setelah beberapa menit kemudian gue dengar teriakannya lagi, "Mami! Mami! Kucingnya ada dipohon! Dia gak bisa turun! Kasian mamiii... tolongin kucingnya dong!" Beuh... rame bener sih, Nin! Dari tempat gue duduk, gue bisa melihat kucing itu ketakutan didahan pohon dirumah seberang. *Hhh, kucing o'on, bisa naik gak bisa turun!* Gue tetap diam ditempat gue duduk sambil memandang kucing itu. Berisik begini mana gue bisa baca? Sementara anak dua itu ramai betul meratap dibawah pohon. Sesaat kemudian gue dengar Nina memberi support ke kucing itu, "Ayo pus! Kamu bisa! Pelan2 biar gak jatoh pus, ayo! Sedikit lagi! Kamu pasti bisa!" Sementara sepupu kecilnya, Akmal, masih saja terus meratapi kucing itu, "Cian, puush.. huhhuuhhu,.. anti atoh push... ciaan" Gue nyengir. Lucu juga!

Kucing memang termasuk binatang yang menggemaskan dan sebenarnya mereka binatang yang cukup pintar- cumanya tidak sepintar dan nggak setia seperti halnya anjing. Gue sendiri dulu dalam kurun waktu berbeda pernah memelihara 5 ekor kucing. Dan gue agak paham sifat anjing dan kucing. Anjing suka diajak bermain, pintar, dan mudah dilatih. Kucing itu binatang pemalas yang suka disayang-sayang. Anjing setia dengan pemiliknya dan bisa diajak hidup nomaden, sedangkan kucing tidak begitu. Kucing umumnya gak suka diajak pindah dari lingkungan awalnya dan mereka nervous dilingkungan baru. 4 ekor kucing gue menghilang satu persatu setelah dengan paksa kita bawa mereka pindah rumah. Setelah berbulan-bulan, tanpa sengaja gue menemukan satu dari mereka tidak jauh dari rumah gue yang lama, yang jaraknya sekitar 7 km dari rumah gue yang sekarang. Hebat ye? Mereka kan gak mungkin naek taksi. Kucing itu sendiri yang menghampiri gue, tandanya dia inget gue kaaaan? Karena itu gue berkesimpulan bahwa kucing itu cuma setia dengan lingkungannya, bukan dengan tuannya. 

But atleast kucing have a good memory too!


Monday, August 15, 2005

Kabur Aja Deh


Meskipun gue bergabung dengan cukup banyak milis, kebanyakan gue cuma jadi anggota pasif yang kerjanya hanya "menyimak". Selain itu gue belom pernah satu kalipun mengikuti pertemuan yang diadakan milis. Umumnya karena selalu bentrok dengan acara lain. Kalo anggota milis2 itu gak kenal gue, ya wajar aja. Gue an unknow member gitu loh.

Sabtu kemaren kebetulan ada 2 acara ketemuan. Yang satu sore, dan yang satu lagi malamnya ditempat yang terpisah. Karena memang sama sekali gak ada acara, gue niat banget buat datang. Gue bahkan maksa Gota yang bukan member milis buat nemenin gue kesana. Kan gue malu loooh, kalo harus ujug2 dateng sendiriaaan... Mestinya sih ada 2 orang yang gue kenal yang bakal dateng kesana. But they are couple! Uh, ngapain juga gue jadi pengiring couple? Gota maok nemenin karena memang rencananya setelah itu kita akan langsung ke pertemuan selanjutnya.

Singkat kata, karena kita dateng hampir satu jam dari waktu yang ditentukan, sampe sana orang2 sudah duduk enak ditempatnya masing2, dan gak ada satupun bangku kosong disekitar situ. Canggung juga ya? Setidaknya ada 2 orang (couple) yang gue kenal. Pada dasarnya gue orang yang pemalu, tapi gue bukan orang yang kaku- yang cuma diem2 aja. Jadi gue salami mereka satu persatu buat memperkenalkan diri *tsah!* Si pengundang sudah disitu, orang yang ramah and she did welcome me. But there was a girl sat on the edge of the table next to her who turned her head away from me. So when I wanted to give my hand to her, I could only just stood right there- looked at the back of her head. Stunned for a few seconds. Entah dia ignoring gue, gak tauk, atau gimana- yang jelas buat gue itu adalah hal yang menyebalkan! Arogan. Padahal dia lihat saat gue datang dan menyalami orang2 disebelahnya satu2, seharusnya dia tauk kalo giliran dia gue salami akan tiba, bukannya malah buang muka tiga menit penuh kearah yang berlawanan. So, gue terusi dengan menyalami orang2 yang duduk diseberangnya sebelum gue kembali menyalaminya *beuh, akhirnya dia nengok juga* Damn it! Gue betul2 sensitif, ih! Ya, ya, yaaa... gue sadar betul kalo gue memang gak penting buat dikenal. And I still remember her name...

Sebelnya lagi, belom lama selesai menyalami mereka semua, saat gue masih sibuk celangak celinguk cari bangku yang nganggur, tiba2 aja semua orang bangun dan beranjak pergi. Excuse me? What happend? Well, I tell you, gak ada satupun dari orang2 yang barusan gue salami itu yang berjenis "friendly & easygoing". Mereka soalnya cuma ngobrol dengan yang mereka kenal saja. Jangankan untuk menjelaskan, bahkan tak ada satu orangpun yang berusaha sedikit tersenyum saat kebetulan gue bertatapan dengan mereka. *Duh! Padahal gue udah pasang wajah paling friendly, euy* What did I do wrong? Saat itu gue gak melihat si pengundang ada disitu, tapi dari "the couple" gue akhirnya tauk kalo mereka berniat pindah ke lokasi yang lebih besar. Ini pun setelah pertanyaan serius gue dijawab dengan becandaan.

Tiba2 aja napsu gue buat stay bersama orang2 itu hilang, lang, lang! Oke, kita memang belom pada saling kenal sih, tapi kan gak usah pada cuek begitu? Dan gue gak terbiasa nyuekin orang terutama setelah gue berjabat tangan dengan mereka, so I did expecting they did the same. Saat mereka naik eskalator keatas, gue ajak Gota pergi. Actually, I didn't feel so right about this. Gue merasa jadi orang gak sopan yang mendadak pergi tanpa pamit, walaupun gue yakin gak bakalan ada yang merasa kehilangan. Pasti enggak'lah! Nyatanya setelah beberapa lama dimobil, bapak itu telpon. Hhm, ternyata masih ada juga yang inget. Pasti madame-nya yang nyuruh telpon ya pak? Thanks anyway.

Nyatanya gue merasa lebih excited buat datang ke acara selanjutnya dengan jenis2 orang yang lebih se-type. Easygoing, ngocol tapi secukupnya dan friendly. Yah, memang gak semua orangnya begitu sih, karena setidaknya ada beberapa yang memang "fun" tapi "pandang-bulu" kok. Hahhhaaahhaa... gue memang bukan psycholog, tapi gue mengamati dan mengenal "jenis2 orang". It's oke, sebatas gak merepotkan dan pasti gak masalah buat gue.

Anyway, jika nanti ada acara dan gue diundang *pede banget sih* Insyaallaah gue gak akan kapok kok buat datang lagi. Why not?

Monday, July 25, 2005

Rakyat Indo Gitu Loh ..


Gue sependapat banget dengan apa yang diposting Okke di Blog-nya ini, bahwa Indonesia itu kelebihan orang2 dungu. Bener banget deh loe! Kita ini hidup di negara susah yang mencoba berkembang, tapi penuh dengan orang2 dungu, yang mayoritas penduduknya sudah miskin- juga dungu! Kalo boleh gue tambahin, selain dungu umumnya mereka bebal dan gak punya rasa tanggungjawab pula! *Ok, I'm not a genius, but I'aint dumb! Dan setidaknya gue berusaha toleransi dengan orang2 disekitar gue. Ha!* Gak usah jauh2 maok jadi negara maju, menurut gue yang penting rakyat itu harus belajar buat lebih teratur dan bertanggungjawab. Ilangin dulu tuh penyakit dungu dan bebalnya!

Kenapa gue setuju? Karena kenyataannya memang begitulah. Dari hal2 kecil yang sepele sampai yang parah banyak terdapat di Indonesia hanya gara2 ulah orang2 dungu. Contoh gampangnya? Merusak Fasilitas Umum. Ini hal yang paling mudah kita temui dimana-mana di Indonesia. Gue males merinci satu2 fasilitas umum apa saja itu, toh semua orang disini sudah tauk seperti apa contoh2 fasilitas umum yang sering kita dapati rusak. Banyak sekaleeee contohnya! Padahal fasilitas umum itu dibangun buat mereka2 juga, yang emak bapak atau keluarganya belom tentu punya- belum tentu bisa beli- belum tentu bisa bikin, tapi masih saja sering digunakan seenaknya bahkan ada yang tega2nya sampe dirusak. Kenapa ya, banyak orang yang gak ada pikiran buat ikut menjaga dan memelihara fasiltas umum? Kalo semua itu rusak dan saat mereka sendiri perlu, toh mereka sendiri yang sengsara. Dan hanya orang dungu yang mau menambah sengsara dirinya sendiri.

Soal pemakaian dan penggunaan jalan, apalagi! Keseeeeell, deh. Kenapa sih umumnya orang2 pada kebiasaan nunggu kendaraan umum dipojokan jalan? Emang gak bisa ya, menunggu kesanaan sedikit? Bukannya dipojok jalan. Toh nanti kendaraan yang mereka tunggu pasti lewat jalan itu juga. Bis2 juga begitu. Nggak dipojokan, nggak ditengah jalan, suka pada senaknya berhenti menunggu penumpang. Mereka pikir bakalan nggak ada satupun penumpang lagi yang naek kalo nggak nunggu disitu! Yang jalan pelaaaaan banget kayak keong juga ada, padahal jalanan didepannya kosong, karena dia emang sengaja pelan2 bahkan sering sengaja berhenti. Udah tauk jalan macet malah bikin mobil2 dibelakangnya tambah macet. Pemikiran yang dungu dengan kombinasi hati yang bebal! Bikin macet bo!
Gobloook,.. gobloook *Sambil gebrak2 meja*

Ditambah lagi ulah pedagang kaki lima. Dimanapun keramaian berada di Jakarta ini, nggak peduli itu jalan raya padat, yang namanya pedagang kaki lima berlomba-lomba buka dagangannya paling depan sendiri. Semakin kedepan- semakin ketengah jalan- mereka semakin puas kayaknya. Coba liat aja tuh dijalan masuk setiap terminal, yaaa dimana sajalah yang rame. Kalo cuma dagang diatas trotoar itu sih belom seberapa, tapi sepertinya mereka ini sebisa mungkin berusaha buka dagangan ditengah2 jalan! *bikin bete!* Pernah gue lihat dibelakang mereka masih ada space yang cukup besar buat mereka tempati, tapi memang dasar dungu dan tidak peduli, sepertinya mereka memang senang kalo keberadaan mereka mencolok mata dan bikin macet! *Rasanya gue pengen deh jadi Superman biar bisa acak2 aja dagangan mereka kalo disuruh kepinggir masih gak maok juga* Buat apa ya, berlomba-lomba dagang paling depan? Padahal meski paling depan dan paling heboh ditengah jalan, nggak menjamin orang2 akan beli. Belum tentu laku! Paling2 cuma dapet sumpah serapah dari orang2 yang kena macet gara2 mereka. Logisnya kan, kalo orang butuh apa yang mereka jual- toh orang2 akan nyari, meskipun harus mencari mereka agak jauh. Iya nggak sih? Tuh,.. apakah nggak dungu namanya?

Itu semua cuma beberapa contoh parahnya orang2 kita. Orang2 yang belum tentu bodoh, belum tentu idiot, tapi dungu dan bebalnya nggak ketulungan! Sebetulnya sih masih banyak contoh kedunguan yang lain, yaaa begitu deh! Gue sadar percuma gue sewot, toh biar pemerintah jumpalitan berusaha ngerapiin keacak-acakan kota (khususnya Jakarta) keadaan gak bakal berubah kalo masih banyak aja orang2 dungu, bebal, dan irresponsible begitu. Bah!

Wednesday, July 13, 2005

Tradisi Nyantol Listrik Disana Sini


Gara2 dua bulan lalu ketauan petugas PLN kalo kita nyantol listrik, akhirnya aliran listrik ilegal dirumah nyokab itu diputus PLN. Dendanya 2 juta kurang sedikit. Padahal kita nyantol listrik udah lamaaaaa banged *tapi baru ketauan kemaren itu, hehehhe* Sekarang terpaksa kita harus kembali pake daya yang lama, yang cuma 1100W. Kecil ya? Memang gak pake AC sih, tapi lebihan listrik 'kan perlu buat nyuci atau nyetrika baju malem2, buat make blender, rice cooker, hairdryer, etc. Jadi sekarang orang dirumah harus pinter2 ngebagi listrik biar sekringnya gak turun! Kamar kalo kosong lampunya dimatikan. Bikin jus, bikin toast, nyuci, nyetrika, lebih baik siang2 aja. Hairdryer (barang gak penting) tidak lagi dibutuhkan. Beuh!

Awalnya kita sempet malu ketauan nyolong listrik. Kenyataannya dalam satu jalan, gak cuma rumah kita aja, karena ternyata tetangga didepan rumah persis pun ketauan nyolong juga! Hahhahaa... kacauw! Padahal mereka pake alat import buat mengkamuflase listrik colongan. Aduh, gue kurang tauk juga apa istilahnya, tapi seharusnya dengan alat itu orang gak akan tauk kalo ada listrik colongan yang masuk. Petugas PLN mendetect kalo ada arus gelap dirumah itu, tapi mereka gak bisa menemukan dimana alatnya disembunyikan karena yang punya rumah keukeuh tutup mulut. Bayangin, dari jam 10pagi sampe jam 2 lebih petugas PLN masih sibuk dirumah itu.
Malah bikin kita senewen aja liatnya.
Padahal listrik asli dirumah mereka itu sudah 6 kali lebih besar dari listrik dirumah kita. 6600W! Karena mereka pake AC ditiap ruangan, belum lagi dengan tambahan barang2 elektronik canggih mereka lainnya. Dany bilang (tetangga didepan itu) mereka kena denda 15 juta. Alamak! Banyak amaaat...

Setelah rumah didepan, ada 3-4 rumah lagi dengan pemakaian yang sama dengan rumah didepan. Tapi ada satu rumah megah (yang taman dan pagernya pun penuh lampu) diujung jalan yang bikin gue melongo, karena mereka ternyata ketauan nyolong listrik juga. Bayangin aja mak, listrik rumah aslinya aja udah 22.000W masih juga nyantol! Hebat. Dengan daya lisrik sebesar itu jangan2 PeterPan bisa konser disana setiap hari ya? Kalo yang 6.600W kena denda 15 juta, mereka kena denda berapa? *serem*

Sewaktu bayarin denda ke PLN, baru gue tauk kalo ternyata mereka2 yang make listrik ilegal itu malah kebanyakan orang2 yang duitnya berlebih. Simpruk Golf, Permata Hijau, Patal Senayan, Pondok Indah, perumahan2 keren lah! Gawat juga.
Gue jadi yakin banget kalo yang begini ini gak cuma terjadi diperumahan. Kalo rumah megah diujung jalan itu sampe butuh listrik lebih dari 22.000W, sampe perlu nyantol buat tambahan listrik, apalagi hotel2 dan perkantoran jangkung ya? Huaaa...

Sebenernya gue setuju aja ada penghematan dalam pemakaian listrik. Tapi sejak 2 hari terakhir ini 12 stasiun TV swasta lokal pun ikut2an berhemat. Bayangin aja, jam 1 pagi semuanya serentak selesai siaran. Aaaaarrrgghh!!! Buat orang yang susah tidur kayak gue, siaran TV sampe pagi itu penting sekali! *nangis* Karena udah lama gue nggak pake Kabelvion, gue jadi nggak tauk lagi, masih siaran 24 jam juga apa enggak sih?

Thursday, June 30, 2005

One Eyed Jack


Alhamdulillah, sepanjang hidup, gue tuh orang yang 'tahan banting'- gue jarang sakit. Tapi entah kenapa gue selalu berurusan dengan spesialis mata & THT ya? Dan ternyata kombinasi bulumata panjang + kontak lensa pada orang2 jorok macam gue bisa berdampak 'sepele tapi parah'

Udah dari dua hari lalu mata kiri gue merah. Gue menganggapnya iritasi biasa. Tapi pagi ini dihari ke-3, alamak, saat bangun tidur mata kiri gue gak maok melek, sakit dibuat melek. Otot2 mata terasa sakit digerakkan. Karena mata kiri gue gak bisa dibuat melek, otomatis mata kanan gue pun jadi susah buat melek sepenuhnya. Akibatnya pandangan gue cuma segaris. Buram pula! Bola mata kiri gue benar2 merah seperti setan di film2 horror. Belum lagi belek dan bengkak diseputar mata itu. Mengerikan!

Hari ini harusnya gue ambil raport Nina. Tapi siapa yang maok keluyuran dengan mata kayak begini? Gue terpaksa minta tolong nyokab buat ambilin raport Nina, setelah itu gue minta diantarkan ke dokter spesialis mata langganan* gue (* nggak bangga) dengan berkacamata hitam seperti yang sudah 2 minggu ini selalu gue pake (sumpah, bukan buat gaya, tapi mata gue pedih kena sinar matahari langsung). Setelah beberapa saat tegang diperiksa, dokter bilang kornea mata gue luka serius. Omaigooott... it sounded scarry. Tapi dokter bilang masih bisa diobati- karena belum terlambat. *Belum terlambat??? Oh my...* Yah, walau dengan sedikit takjub saat nebus obat karena harga obatnya hampir 6 kali biaya dokternya. *Uh, blom gajian pula!* Pulangnya gue agak2 parno karena mata kiri gue harus ditutup dibawah kacamata hitam. Hiyaahhhaaa, ketauan banged yak kalo lagi sakit mata?

Gue merasa mirip banget sama si Buta dari Gua Hantu.

Monday, June 27, 2005

Anak KOst


Gue setahun ini memang anak kost. Tapinya masih ada saja teman atau kenalan gue yang heran kalo tauk gue tinggal ditempat kost. *Kenapa juga udah punya anak tinggal di kos2an?* Kesannya menyedihkan ya? Orang2 biasanya punya asumsi bahwa perempuan yang sudah memiliki anak sudah pasti berkeluarga dan sudah pasti mereka tinggal disebuah rumah. Entah rumahnya sendiri, entah dirumah ortu atau mertua, entah itu rumah kontrakan. Yang jelas bukan di sebuah kamar kost. Iya kan? Secara konvensional memang begitu. Kadang gue sendiri merasa janggal dengan gambaran diri gue sendiri : Perempuan yang hidup sendiri, yang bawa2 anaknya tinggal di kos2an *Berasa janda* Padahal siapa yang janda?

But I am is what I am. Dan hidup itu penuh pilihan. Semua hal yang gue jalani- susah atau senang, normal atau aneh dimata orang, memang sudah pilihan gue. Bukan karena keterpaksaan dan semuanya sudah gue pertimbangkan. Sebetulnya gue bisa saja tinggal dirumah ortu yang sebenarnya sih dekat banget dengan tempat gue kost. Tapi sejak gue lulus SMA lalu kuliah- gue sudah nggak pernah lagi tinggal dirumah ortu, karenanya meskipun gue sudah balik ke Jakarta, gue jadi terbiasa hidup sendiri.
Terus terang gue orang yang gak bisa tinggal satu atap dengan nyokab terlalu lama, namun gue juga gak bisa jauh2 dari dia. Soal gue punya rumah apa enggak toh orang laon gak perlu tauk. Alhamdulillaah, biarpun kecil gue punya, tapi jauh maaak… di Bogor. Gue ini pemalas kelas berat, nggak suka repot, dan suka yang praktis2. Raymond balik ke Jakarta tiap 4 – 5 bulan sekali, ini gak masalah, dan gue gak berminat ikut dia lalu pindah dari Jakarta. Mengontrak rumah- even paviliun kecil, masih terlalu besar buat kita berdua yang jarang dirumah. Mahal pula! *Gak punya duit* Jadi, satu2nya pilihan praktis buat gue ya cuma kost. Memang sih nggak bisa bawa2 segala perabotan gue, tapi toh Nina dan Raymond tidak berkeberatan. Jadi kalo ini bukan masalah buat kita, bukan masalah juga buat orang lain kan? (tapi sih, ada kemungkinan bisa jadi masalah ibu kost, kalo2 gue sempet telat bayar kos).

Saturday, June 11, 2005

Cerita Hari Sabtu


Nawar bajaj di Melawai**
Gue : "Pak, ke Antene ya?"
Sopir Bajaj : "Haji Saidi?"
Gue : "Haji Saidi? Emang jalan Haji Saidi dimana pak?"
Sopir Bajaj : "Cipete kan?"
Gue : "ooh" Ngangguk2. Kok jalan Antene bisa jadi Haji Saidi sih? Jauh
Sopir Bajaj : "Ke Haji Saidi ya, mbak?"
Gue : "Enggak. Ke Antene ya pak, Radio Dalem"
Sopir Bajaj : "ooh" Jadi, ngapain juga nih orang gila pake nanya Haji Saidi segala?

** dumb and dumber conversation


Skandal di Sekolah
Biasanya ke sekolah Nina cuma sekedar ngedrop dia didepan pintu gerbang. Tapi pagi ini karena hari Sabtu gue sempat duduk2 dan ngobrol2 dengan ibu2 yang nunggu lainnya.
Belum lama duduk, ada yang ngomong : "Itu dia, tuan dan nyonya dateng", setelah itu ramailah ibu2 disitu kasak-kusuk.

Ada apaan sih? Kenapa sih?

Sebelumnya, gue perlu cerita dulu kalo banyak ibu2 disini yang selalu mengantar dan menunggu anaknya setiap hari di sekolah. Ada yang sudah berumur, dan banyak yang masih muda2. Termasuk si M. Wah, dia mah ibu2 seksih! Selalu ber-makeup, pake hipster ketat, kaos ketat yang menampilkan pusernya, dan sandal gaban yang tinggi dan tebal itu loh. Ceria dan tidak bisa diam bergerak. Kelihatannya memang centil (but I dont give a shit). Gue perhatikan, bahkan guru olahraga pun hampir selalu melirik genit kearahnya.

Gue nanya ke Wati disebelah gue : "Ada apa sih Wat?"
Wati : "Itu loh, si M pacaran sama supir anter jemput anak kelas 6"
Gue : "Sumpe loe. Yang bener?"
Wati : "Iiih, bener... ini bukan gossip. Ibu2 banyak yang sering liat. Wali kelas aja sampe tauk loh! Tuh loe liat deh di taman seberang."
Gue memandang kearah taman. Didepan gerbang malah ada beberapa ibu2 yang pura2 ngobrol sambil terus melirik kedalam taman.
Gue : "Emang dia janda?" Menurut gue kalo dia memang janda sih, ya sah2 aja kalo mo ngegebet cowok meskipun tuh cowok sopir anter jemput sekalipun.
Wati : "Ada suaminya kok!"
Gue : "Beneran sama sopir anter jemput tuh?"
Wati : "Yaoloooh,... gue sering liat sendiri kok, An! Masak pernah kepergok sama mamahnya Fahmi mo ke toilet bareng." Hah? Si M itu bener2 mempermalukan dirinya sendiri ya? Udah pacaran sama sopir, mo kencan gratis dilingkungan sekolah juga.
Gue : "Sama sopir anter jemput Wat?" Selingkuh sama cowok yang jauh lebih keren dan tajir dibanding suaminya masih masuk akal. Tapi sama sopir antar jemput sekolah? Beuh!
Wati cengar-cengir : "Servicenya lebih oke kali, An!" Hehhee. Bisa jadi!

Kebangetan ya? Si M itu menunggu anaknya disekolah setiap hari. Dia kenal dan dikenal semua ibu2, guru2, dan orang2 yang ada disekolah dan sekitarnya. Ngapain juga dia mempermalukan dirinya sendiri seperti itu? Sekarang malah dia yang jadi bahan gunjingan ibu2 temannya sendiri. Gue mah kasihan sama anaknya. Perbuatannya itu bukan contoh yang bagus- juga bukan hal2 yang bagus buat didengar dan dilihat anaknya. Anaknya itu kan nggak buta dan nggak budek?

Ah sutralaaaah.... bukan gue ini'lah! Hihihii...

Wednesday, June 08, 2005

Boring!


Baru jam 18.30 udah sampe rumah. Hebat euy!
Sendirian pula.
Sepi.
Bingung mo ngapain.
Bersih2? Ih, tadi pagi udah bersih2.
Nyuciin baju? Baru kemaren nyuci.
Nyetrikain baju? Udah rapi semua di lemari.
Ngapain ya?
Tidur dulu ah sebentaaar..

20.05 Kebangun lagi.
Laper nih! *telpon McDonald*
Kangen Nina *telpon Nina*
Kangen Raymond *sms2an sama Raymond*
Duduk bengong2 diteras nungguin makan malam datang.
Sepinyaaaah....

20.50 Makan malam datang
*Panas Scpecial + Tuna Sandwich + French Fries Large*
Uhm! Alhamdulillaaah kenyang

Ngapain lagi ya?
*Pasang musik kenceng2*
Memandang tumpukan film di rak. Gak napsu.
Menyusuri judul2 buku di rak. Bosen, ah!
Ada telpon masuk. Ira.
Leyeh2 dikasur sambil maen game.
Kangen Nina lagi.
Kangen Raymond lagi.
Matiin Cd.
Nyalain TV. Gak ada acara menarik.
Matiin TV lagi.
Ada telpon masuk lagi. Adrie.
Bikin kopi susu.

22.10 Mandi
Nyuci gelas & piring kotor bekas tadi pagi
Bunuh kecoak 1
Buangin isi tempat2 sampah
Duduk2 lagi diteras
Adrie sms
Bales2an sms sama Adrie
Raymond sms
Bales2an sms sama Raymond

What? Baru jam 22.55?
Lama banget seh hari ini
Mana gue blom ngantuk!

Ngapain lagi ya?

Monday, May 30, 2005

Weird Pages I Found Today

Seperti halnya gue yang punya terlalu banyak waktu buat browsing, orang2 ini pun punya banyak waktu buat bikin website yang ridiculous!

Salah satunya website yang ini, yang isinya serentetan photo2 orang yang menangis saat makan, sesuai dengan alamat URLnya, Crying While Eating. Gue kurang mengerti, ini sekedar lucu2an apa serius. Satu hal yang gak pernah terpikirkan oleh gue, makan sambil menangis. Buat gue, makan ya makan, nangis ya nangis, bukan kombinasinya. Kok rajin ya, bikin tema begini?

Ada juga yang coba2 bikin klip dengan judul Cat Conspiracy. Film yang aneh. Lucu2an yang malah tampak mengerikan. Ada JFK dan Marlyn Monroe yang sama2 dibuat seperti zombie serta banyak kucing2. Benar2 gak ngerti maksudnya apa. Klip yang satu ini juga : Pop Your Head OFF!. Klip2 yang tampak mengerikan!.

Mo bikin surat (email) kaleng? Coba yang satu ini : Magnet Messenger! Heheheee. Aneh gak sih? Konyol. Gak penting banget.

Pengen nge-gamparin boss loe tapi gak berani? Temukan 13 caranya disini. Seru neh! Tapi nunggu loadingnya lama bener!

Tuesday, May 17, 2005

Masuk Angin & Kerokan

Ada yang menyebutnya kerokan, ada yang menyebutnya kerikan. Ya, apalah namanya, namun maksud dan caranya sih sama saja : Menggosokan koin pada badan (umumnya dileher dan punggung) yang sudah dilumuri balsem, yang diyakini bisa menghilangkan masuk angin dibadan. Ini trik penyembuhan ala tradisional. Buat sebagian orang cara ini mungkin dianggap primitif. Gak ilmiah (denger2 bisa bikin kulit jadi tipis).
Tapi buat gue, it always works! Manjur jack!

Semalam, gue gak enak badan lagi. Orang jawa bilang : meriang. Rasanya panas dingin gak karuan sampai2 gue berkeringat dingin. Gue juga merasa pusing, pegel dan agak2 mual, *loh? kok kek gejala2 orang hamil sih?*. Gue emang pada dasarnya nggak seneng ke dokter. Rumah sakit dan dokter adalah hal2 yang scarry. Jadi, untuk yang kesekian ratus kalinya, gue minta tolong nyokab buat kerokin punggung gue. Mo tauk gimana rasanya? Huaa, memang sakit dan agak2 perih ya, tapi juga geli banget! Terutama menjelang bagian pinggang kebawah. Bisa dipastikan tampang gue meringis saat dikerok, antara menahan rasa sakit dan kegelian. Tapi balsem yang digunakan membuat badan gue terasa hangat. Dan entah memang karena kerokan itu efektif atau karena sugesti gue doang, yang pasti setelah kerokan gue merasa jauh lebih baik!

Gue punya kesulitan buat menjelaskan maksud kerokan pada Raymond. Because he found this silly but amusing. Kenapa dikerok? Logikanya apa? Untuk membuka pori2 kulit agar angin didalam tubuh bisa keluar? (kenapa gak coba ken**t aja kalo gitu?) Soalnya menerangkan istilah "masuk angin" itu sendiri pun lebih repot. Paling2 gue cuma bisa menjabarkan perasaan2 gak enak dibadan yang biasa orang rasakan saat2 masuk angin. Soalnya masuk angin kan gak ada bahasa inggrisnya, bahkan rasanya dokter pun gak punya nama medis buat masuk angin ini. Aneh, memang!
Ada yang bisa menjelaskan?

Saturday, May 14, 2005

Kategori Teman


Kemarin2, gue beranggapan bahwa orang2 yang gue kenal dan yang juga mengenal gue bisa gue sebut sebagai teman. Kebanyakan dari kita pun selalu beranggapan demikian. Iya kan? Padahal kalo dipikir agak2 aneh juga. Ada teman yang mencari gue hanya kalo dia sedang susah dan bermasalah, lalu menghilang jika dia (mungkin) sedang kembali senang dan bahagia. Ada juga teman yang mencari gue cuma buat ber-senang2 kesana kemari, sementara jika gue susah mereka pun ikut susah dicari. Habis manis sepah dilepeh! Ada yang nempel terus kesana kemari tanpa mau tauk masalah gue (bagus juga sih). Ada yang bikin BT dengan selalu ingin tauk semua masalah gue. Tapi dari semua itu, gue paling benci dengan teman yang munafik, terutama teman yang mengadakan kasta dalam bergaul. Omaigott... Gue jadi ragu, Apa sih arti teman itu? Buat gue, istilah teman itu terbagi dalam 3 kategori : teman baik, teman brengsek, dan teman palsu (Kelihatannya teman, kita menganggapnya teman, tapi ternyata bukan- dia tidak menganggap kita temannya).
Rasanya memang 3 jenis ini yang beredar disekeliling gue.

Sebenernya gue orang yang asik2 aja dalam berteman. Elo mo kenal sama gue, ok, I would love to! Elo gak mo kenal sama gue, ya udah, gpp banget! Gue orang yang fleksibel dan nggak pandang bulu, usia, jenis kelamin, status, kulit, batok, atau jeroan dalam bergaul. Walau gue merasa perlu sedikit tauk kabar up to date mereka, gue nggak mauk sok terlibat jauh tanpa diminta. Gue selalu ingin yang santai, ringan, dan berusaha jaga bicara demi menghindari konfik. Hiiyyaa.... bo'ong deh! Gue suka nyela2in orang kok. Iya sih kadang sering becandain yang nyelekit begitu loh. Balik dicela pun buat gue no problem. Ditelen aja bulet2.
Kadang, bagaimanapun menyebalkannya orang yang kamu anggap teman, memang lebih baik gak usah kita gubris, gak usah dipikirin, barangkali memang udah dari sononya gitu. Jadi, ditelan saja bulat2 dan dimaklumi se-ikhlasnya. Haha!-

Monday, May 09, 2005

Lelaki Terkutuk


Berita2 kriminal jaman sekarang selalu saja sukses bikin gue naek darah! Khususnya yang menyangkut kasus2 amoral. Hampir setiap hari selalu ada berita2 macam ini di koran2 dan TV, seperti perkosaan dan pembunuhan anak2 perempuan atau anak laki2 dibawah umur, bapak memperkosa anak kandung sendiri, sampai anak memperkosa ibu kandung sendiri! Muak nggak sih dengernya? *Gue memang gak berhubungan apapun dengan kasus2 itu, tapi rasanya nyolot gue mungkin lebih besar ketimbang si korban maupun keluarganya*

Kok ada ya, manusia tega begitu? Menyiksa, memperkosa (atau menyodomi), lalu membunuh anak2 kecil? Bahkan ada yang sampai perlu membakar mayat korbannya segala. Korban cuma anak kecil, jack! Buat gue, kata BANCI cuma sekedar istilah, dan gue nggak pernah memandang rendah seorang banci. Tapi pemerkosa dan pembunuh anak kecil, pemerkosa anak kandung atau ibu kandung sendiri, mereka betul2 LEBIH BANCI DARI BANCI! Manusia2 rendahan dan hina! Gue dengan senang hati menyebut mereka : bangsat! Real Bastard! Asshole! *Dan sepertinya memaki dengan kata2 kasar pada orang yang tepat bukanlah hal yang tidak sopan. Setuju?*
Seorang perampok, copet, pencuri, pembunuh karena keadaan (berkelahi, membela diri) bukan apa2 dibanding mereka2 ini.

Kasus bapak memperkosa anak kandung? Huuaah! Najis- Nista- Hina sehina-hinanya! Yang heran dari kasus2 seperti ini yang gue baca, hampir selalu terjadi di kampung2 atau di desa kecil (bisa jadi kasus2 dikota tidak sampai terungkap ke polisi).
Imagine! Gue selalu beranggapan dan membayangkan kehidupan dikampung dan didesa kecil itu tenang dan santun, agak sedikit naif ketimbang dikota, juga orang2nya masih banyak men-tabukan hal2 yang dianggap tidak pantas, apalagi yg menyangkut seks dan pornografi. Jangankan didesa, dikota pun orang2 dewasa normal dengan alasan berbeda umumnya cenderung menghindari segala hal2 berbau pornografi dan seks pada anak dibawah umur. Umumnya anak perempuan selalu diwanti-wanti agar tidak sering keluyuran hingga malam dan agar tidak terlalu bergaul akrab dengan laki2. Iya nggak sih? Jadi, kenapa banyak laki2 bangsat yang malahan tega meniduri anak kandungnya sendiri? Kalau anaknya sampai hamil dan melahirkan, bagaimana juga status bayi itu? Anak? Tapi cucu! Cucu? Tapi anak! Aaarrggh!! Orangtua sialan!

Sejatinya seorang laki2 terutama seorang bapak, seharusnya merupakan pelindung keluarganya, pelindung perempuan, anak dan istrinya. Yah, walau tidak semua perempuan merasa membutuhkan perlindungan laki2 *I don't*. Tuhan mengkodratkan laki2 sebagai tulang punggung, juga untuk melindungi perempuan karena mereka dianggap lebih lemah dari laki2. Mereka diharapkan dapat meninggikan derajat perempuan- dan bukannya merendahkan derajat mereka sendiri lebih rendah dari kotoran anjing!
Perempuanlah yang melahirkan dan merawat mereka sejak bayi, setiap orang dewasa pastilah melewati saat2 itu. Menjadi bayi, kanak2, dan dirinya sekarang. Dan seseorang tidak harus berpendidikan buat menyadari itu, tidak harus berpendidikan buat mengerti mana hal2 yang amoral dan yang asusila. Walau mungkin saja ada orang2 berpendidikan tinggi yang memang buta hati dan buta perasaan. Seharusnya dalam segala hal mereka bisa berkaca pada diri sendiri. Mereka sendiri mauk apa tidak jadi korban? Jadi, jangan mencubit kalo gak maok dicubit.

Para pelaku ini bahkan ada yang menurut orang2 disekitarnya alim, santun, dan dari keluarga baik2. Bahkan ada juga yang guru! So, dari segitu banyaknya kasus semacam itu, gue jadi punya kesimpulan sendiri bahwa setiap lelaki (muda atau tua) lebih berpotensi menjadi bangsat! Lebih2 jika menyangkut seks! Apapun status ekonomi pendidikan dan latar belakang meraka, hanya iman kuat-hati nurani- dan perasaan mereka saja yang bisa mencegah mereka menjadi seorang bangsat! *Oh, seramnya!*

Maaf ya, ini hanya kesimpulan gue pribadi loh. Parno ya gue? Geram gak karuan.

Tuesday, May 03, 2005

Gelang Karet Merah


Kelamaan nggak posting gue sampe belum sempat posting mengenai yayasan tunas cendekia yang sejak bulan Maret lalu mengeluarkan gelang karet merah seharga Rp. 10.000,- sebagai charity bagi pendidikan anak2 Indonesia dari kalangan tidak mampu. Yang artinya semua uang hasil penjualan gelang merah ini akan disumbangkan yayasan untuk biaya pendidikan bagi anak2 kurang mampu di Indonesia. Dan sebagai salah satu orang yang ingin sedikit berpartisipasi, gue beli satu. Awalnya gelang itu gue kasih Nina, namun karena terlalu besar buat pergelangan tangannya, balik2nya gue juga yang pake, yang tetap saja masih longgar dipergelangan gue. Ini gelang udah ukuran small loh!

Beberapa hari sejak gue mulai pake gelang merah itu, gue baru notice kalo ternyata banyak orang2 yang memperhatikan gelang merah ini. Mulanya gue berpikir orang2 menganggap norak gelang karet merah yang gue pake ini, atau barangkali mereka menganggap aneh melihat emak2 pake gelang gak matching begini, gak tauk deh, bodo amat!

Lebih dari satu minggu yang lalu, saat duduk didalam bis, seorang ABG terang2an melototin gelang karet merah ini sambil berusaha membaca tulisan 'solidaritas kebersamaan' yang tercetak digelang. Setelah beberapa lama kemudian dia nanya, "mbak, gelang apaan sih tuh?" *barangkali dia pikir gue anak geng. hehehehe..* Gue sodorin aja tangan gue biar dia baca sendiri.
"oh" kata dia. "Soalnya saya perhatiin Ariel PeterPan juga pake gelang merah gini loh mbak. Kok banyak yg make ya?"
"siapa?"
"selebriti.... "
"iya, siapa?"
"anak2 peterpan, audy, Indro warkop, peggy, presenternya Kiss, .. ah banyak deh"
"emang sering ketemu artis?"
"enggak sih... cuma liat di TV"
*yak, ampun!*
Huuahhahaa.. Tiba2 gue merasa jadi bagian dari selebriti!

Hari Senin kemarin, kejadiannya juga didalam bis, cowok yang duduk disamping gue nanya, "Mbak, beli gelang merah seperti itu dimana ya?"
Sambil menoleh kearah orang itu, alis mata gue naik, nggak pernah nyangka dapat pertanyaan begitu. Cowok itu buru2 melanjutkan, "Adik saya yang SMA pengen banget punya gelang merah kayak gitu. Cari dimana sih mbak?" Doh! Gue mestinya males banget deh ngejawab pertanyaannya!
"Oh, ini? Saya beli gelang ini buat amal mas, membantu pendidikan anak2 gak mampu"
"Belinya dimana, ya?"
Duh, Kenapa sih, males deh jawabnya. Lagi gak mood buat menjelaskan tentang tunas cendekia, tentang tujuan penjualan gelang merah dan kasih alamat URL dan nomor telpon tunas cendekia dan tempat pemesanan gelang. Apaan sih?
"Wah, saya lupa mas, soalnya saya sendiri belinya secara kolektif." Memang betul. Waktu itu gue pesen rame2 lewat Nuniek kok. Untungnya tujuan gue udah didepan mata, "Maaf mas, saya turun ya?" Akhirnya gue turun.
Ada apa ya dengan gelang karet merah?
Kenapa banyak yang penasaran?

Saturday, April 16, 2005

Idle


zzzZZZzZzzzzzZZZZZZzz.........
ZZZZZZZZZZzzzzzzzzzzzzZZZZZZZZZZZZZzzzzz.......
...........ZZZZZzzzzzzzzzZZZzzzZzzzzZZZZZzz......
.....zzzzzZZZZzzzzZZZzzzZzZzzzZZZZzZz........
zzzzzzzzzzzzzzzzZZZZZZZzz............zzZZZZZZZZzzzzZZZzz....
zzZZZzzZZZ........ZZZzzZZZzzZZzzzzz.............. rrrggghh......
zZZzzzzZZZzzzz......ZZZzzzZZZZZZzzzZZzZzZ...
gggrrrookk...... zzZZZzzZZZzZZzzZZZZzzzzzzzzzzzzz.......
ZZZZZZZZZZZZZZzzzzzzzZZZzzzzzzzzZZZzz........
.........zzzzZZZzZZzZZZZZZZzZZZZZzzZZzZ...........
zzz...ZZzZZZZ.........ZZZZz........Zzz..... ZZzzz.....
ZZzzzz.... zzZZzzZz.... ggrrroookk.....
...........ZZZZZzzzzzzzzzZZZzzzZzzzzZZZZZzz......
.....zzzzzZZZZzzzzZZZzzzZzZzzzZZZZzZz........
zzzzzzzzzzzzzzzzZZZZZZZzz............zzZZZZZZZZzzzzZZZzz....
zzZZZzzZZZ........ZZZzzZZZzzZZzzzzz.............. rrrggghh......

*** tomorrow is another day

Monday, April 11, 2005

Kecoak


Gue benci kecoak!
Ini gara2 sekarang kamar gue terpisah dibelakang dengan pintu kamar menghadap ke teras terbuka yang langsung menghadap ke backyard. Enak sih, bisa duduk2 mencari angin segar sambil memandang tanaman dan pohon. Tapi yang bikin sebel ya cuma satu, kecoak! Apalagi kalo menjelang hari hujan dan setelah hujan turun, pasti banyak kecoak kelihatan disana-sini. Serangga merayap, terbang, dan bauk! Anehnya biarpun kamar gue langsung menghadap kebun belakang, gue belum pernah merasa perlu pake Baygon buat mengusir nyamuk (kecuali buat nyemprot kecoak) karena gue dan yang lain memang nggak pernah merasa digigit nyamuk selama berada dikamar atau diteras situ. Bener loh, suwer, gak ada nyamuk dirumah gue. Kalo kecoak mah, ada!

Kemaren malem, gue dengan suksesnya berhasil ngebantai 4 ekor kecoak yang gue temukan sedang berlarian kesana kemari dikamar. Bayangin, 4 kecoak datang dengan waktu yang berbeda dalam semalam! Jumlah kecoak terbanyak yang pernah gue lihat dan bunuh dalam sehari. Gue benci kecoak! Binatang menjijikan dengan bau nggak enaknya yang khas. *Yuck!* Dan memburu kecoak yang terlanjur berkeliaran dalam kamar yang penuh barang bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kesabaran dan keuletan, jiyahhahaaahaa, karena kecoak selalu pinter cari tempat bersembunyi disela-sela yang gelap. Gue nggak suka membayangkan ada kecoak merayapi badan gue saat tidur. Memburu kecoak dikamar penuh barang dengan membabi buta bisa bikin barang2 berantakan nggak karuan. Walaupun gue sebetulnya geli sama kecoak, tapi berhubung gue lebih sering tinggal sendirian tanpa ada orang yang bisa dimintai tolong, lama2 gue begitu terlatih memburu dan membunuh kecoak *sigh! Sungguh bukan keahlian yang bisa dibanggakan* Memukul kecoak dengan sedikit tenaga- tidak akan membuatnya mati, tapi memukulnya dengan bertenaga akan membuat kecoak gepeng dengan isi perutnya yang bau itu muncrat keluar. Cuih! Mengingat baunya pun gue nggak sanggup. Tapi yang selama ini terjadi, gue nggak akan pernah berhenti mengintai, memburu, dan membunuh setiap kecoak yang gue lihat beredar dikamar (dirumah). Jelasnya, kalo gue lihat 2 ekor, berarti gue harus menemukan dan membunuh 2 kecoak itu- bukan cuma satu. Kalo perlu sampe besok pun terus gue cari. Jadi gue selalu menyediakan sendal jepit bekas dan sapu lidi khusus buat mukul kecoak, buat persiapan :)

Jadi suka salut sama peserta Fear Factor yang punya nyali makan kecoak. Yang dimakan Kecoak Madagaskar pula! Yang guede-guede banged itu, 3-4 kali ukuran kecoak biasa. Gue sih gak mo repot2 mikirin kek apa rasanya, tapi baru ngebayangin baunya aja bisa bikin gue mo muntah!

Saturday, March 26, 2005

Office Girl di Kantor


Hari pertama dia kerja, gue sempet agak2 nganga liat potongannya. Badannya tidak terlalu tinggi tapi besar dan berambut super pendek. Dia selalu mengenakan jeans dan kemeja serta tidak mengenakan lipstik. Melihatnya pertama kali gue betul2 had no idea sama jenis kelaminnya. Gayanya dan pembawaannya persis cowok. Wajahnya nggak keras dan sama sekali nggak sangar, tapi seolah bukan wajah perempuan. Dia benar2 berwajah dan berpenampilan androgineus banget. Gue terkesan.
Dari semua office girl yang pernah kerja disini, cuma dia yang paling bertahan. Kerjanya gesit dan lumayan efisien.

Meskipun terkesan maskulin, orientasi seks-nya gak pernah terpikirkan gue. Dia terlihat normal, biasa aja. Umumnya kalo gue liat cewek bergaya cowok dan maskulin banget, gue langsung akan meng-asumsikan cewek itu lesbian. Dalam hal dia, diwajah dan pembawaannya, hal2 seperti itu nggak terlihat dan tak terpikirkan. *Remember, don't judge a book by its cover* Gue cukup sering melihatnya ngobrol akrab dengan seseorang yang gak terlihat di tangga didepan pintu kantor.

Kemaren, baru maok buka pintu kantor, tiba2 seseorang muncul disamping gue. Rambutnya super pendek, berkemeja, dan wajahnya betul2 wajah2 keras cowok. Tapi gue berani sumpah dia perempuan!
"Mbak, ada Lina nggak mbak?" Tanya dia. Suaranya berat. Inikah pacar si Lina?
"Hhhm, kayaknya lagi keluar deh" Gue berharap dia nggak melihat pandangan terkesan diwajah gue.
"Oh, makasih ya mbak" Jawabnya lalu pergi.
Wah! Sekarang buat gue hal2 mengenai Lina sudah mulai jelas.
Office girl gue dikantor memang les biola....

Monday, March 14, 2005

buku menarik


Awalnya gue nggak terlalu berminat buat beli buku yang satu ini. Tebalnya bukan main! Lebih mirip kamus atau ensiklopedia ketimbang umumnya novel. Meskipun gue ini pembaca dan pengumpul buku terutama novel, awalnya, baru melihat bukunya pun gue sudah merasa pening. Tapi rasa ingin tahu gue lebih besar dari keraguan gue buat membacanya. Ada 2 judul : The Da Vinci Code dan Angels And Demons. And so, sebagai awalnya, I bought the first one.Pakar simbologi Harvard, Robert Langdon, menerima telepon tengah malam yang penting. Seorang Kurator Senior di museum Louvre terbunuh, dan pesan2 rahasia yang mengherankan ditemukan dekat tubuhnya. Ketika Langdon dan seorang kriptolog berbakat Prancis, Sophie Neuve, mengupas lapis demi lapis teka teki aneh itu, mereka terpana menemukan serangkaian petunjuk tersembunyi dibalik karya2 terkenal Leonardo Da Vinci. Petunjuk yang tampak agar dilihat semua orang, tapi sengaja disamarkan dengan jenius oleh sang pelukis.
Situasi jadi semakin menegangkan ketika Langdon menemukan sebuah kaitan mengejutkan : Mendiang Kurator itu terlibat dalam Biarawan Sion - sebuah kelompok persaudaraan rahasia yang nyata. Langdon curiga bahwa sebenarnya ia terkait dengan perburuan untuk memecahkan misteri besar. Misteri yang telah disembunyikan ber-abad2.


Buku ini betul2 menarik. Outstanding! Jalan ceritanya mungkin fiktif, tapi latar belakang sejarah rumit (menyangkut sebuah agama) yang mendasari cerita ini memang betul2 didasari bukti2 sejarah yang ada dan yang tidak semua orang awam ketahui. Gue belum pernah (merasa perlu) membaca sebuah cerita diselingi dengan mencari tahu istilah2, nama2, gambar2, atau dokumen2 yang disebutkan dicerita itu di internet. Semuanya ternyata memang betul2 ada. Gue bahkan jadi lebih tertarik buat mengenal Leonardo Da Vinci dan kejeniusannya dibanding sebelumnya, yang lebih banyak gue kenal sebagai seorang pelukis dan penemu.

Ada satu kalimat mengesankan gue pribadi dibuku ini mengenai sejarah, bahwa 'Sejarah diciptakan oleh pemenang. Ketika dua budaya berseteru, yang kalah dimusnahkan, dan pemenang menulis buku2 sejarah (versi mereka) - buku2 yang mengagungkan alasan2 mereka sendiri, dan menghina musuh yang kalah. Sejarah selalu merupakan cerita satu sisi' Disadari atau tidak, kenyataannya selalu ada sejarah yang sengaja dirubah dan dihilangkan *di Indonesia pun ada. tauk kan?* Dan sejarah memang selalu menarik buat ditelusuri.

Rasanya gue harus beli buku kedua (lain cerita) karangan penulis yang sama : Angels And Demons. Dan tanpa maksud apapun, buat yang hobby baca, gue betul2 merekomendasikan buku ini buat dibaca. Si penulis, Dan Brown, memang bener2 jagoan, tidak hanya karena keahliannya membuat cerita, tapi juga dengan referensi pengetahuan sejarahnya yang istimewa.

Baca kutipan ceritanya disini

Thursday, March 10, 2005

Gue dan Pakaian


Masih menyambung masalah ketidaksukaan gue dibilang kurus, gue biasa mengakalinya dengan memakai baju berlapis-lapis. Itu sudah pasti. Umumnya gue selalu mengenakan tanktop atau tshirt berlengan pendek dibawah kemeja/blus, yang kemudian gue tutup lagi dengan jaket, overall atau blazer. Minimal (meskipun gue berbaju tanpa lengan) gue harus mengenakan kaus dalam dibawah pakaian gue. Jakarta memang panas terik, tapi gue lebih rela agak kepanasan dan gerah dengan baju yang berlapis. Karena selain membuat gue terlihat tidak terlalu kurus, pakai baju berlapis lebih menyerap keringat tanpa membuat kemeja luar gue basah lepek jika gue memang sedang berkeringat. Yang agak2 lucu, kalo di Jakarta pake baju berlapis agar badan terlihat sedikit lebih tebal- gerahnya bukan main, di Amsterdam pake baju tebal berlapis, duh, masih tetap dingin.

Yang sedih, setiap kali ikut aerobic gue terpaksa selalu pake kaus tanpa lengan dan celana training karena gue nggak pernah berani pake baju kaus stretch (apalah itu namanya) khusus aerobic. Sudah terbayang betapa menggelikannya liat badan gue sendiri di cermin besar yang ada disitu, dan berada diantara perempuan2 lain di kelas gue yang umumnya berbadan montok, bulat, sampai yang sedikit lebih berdaging dibanding gue. Rasanya lebih baik berpakaian yang netral ketimbang gue merusak pemandangan.

Model sebuah baju dan cara berpakaian memang bisa membawa pengaruh atau kesan2 tertentu ya? Gue punya sebuah atasan Babydoll coklat bermotif pemberian orang yang jarang banget gue pake karena memang gue tidak suka dan menurut gue modelnya pun terlalu feminin.
Hari Sabtu lalu gue ke sekolah Nina pake baju itu. Setelah selesai bicara dengan wali kelasnya, wali kelas itu bilang, "Lagi isi ya, bu?" Gue mengerutkan kening 5 detik sebelum mengerti maksudnya *Yeah, right, isi jeroan* Gue cuma bisa tersenyum, "Ah enggak, belooom... belooom" Dan begitu pula saat gue sedang berdiri diluar kelas Nina, seorang ibu orang tua murid kembali mengira gue hamil muda. Dan hari itu ada 3 orang yang mengira gue sedang hamil, belum terhitung dengan yang tidak menanyakannya langsung. Something wrong with my dress? Apakah ada semacam aturan tidak tertulis yang menetapkan bahwa model babydoll merupakan model baju khusus buat orang hamil? Si papi bilang, orang2 jadi punya persepsi begitu karena nggak terbiasa liat gue berpakaian dengan model yang agak lain dari yang biasanya gue pake. Mungkin juga.
Tapi gue nggak bakal pake babydoll lagi kecuali kalo gue memang beneran hamil!

Sunday, March 06, 2005

Berat Badan & Warna Kulit


Hari ini gue janjian ketemu Yunita disebuah mall. Udah lamaaa banget gue nggak ketemu dia. Terakhir ketemu dia di Bandung 2 tahun lalu. Dari jauh gue udah liat dia duduk sendirian ditempat kita janjian ketemu. Hmm, gue yakin banget kalimat pertama yang bakal dia ucapin pastilah sama basinya seperti biasanya kalo orang2 udah lama nggak ketemu gue, "Aduh, An! Loe kok makin kurus aja?". Walau kenyataannya dari dulu sampai hari gini berat badan gue gak pernah nambah dan gak pernah kurang, tapi selalu saja mereka menganggap gue makin kurus. Bahkan ada temen gue yang meyakini gue sebagai 'pemakai' (Iyaa, gue masih pake nasi kok kalo makan). Sudah gila apa?
Semakin gue mendekat, akhirnya dia melihat gue dateng lalu dia ketawa2 sendiri. Sambil cium pipi kiri kanan khas perempuan dia ngomong, "Gile! Loe kenapa jadi makin item gitu sih?" Whats?? Haiyaah, teruus, teriak aja deh yang kenceng biar orang se-mall denger semua Yun. Prediksi gue salah. Biasanya orang mengomentari soal kekurusan gue, baru kali ini ada yang ngomentari soal warna kulit. Gue jadi diem ditempat, mikir sendiri.
"Loh, kan gue emang nggak pernah putih?" Jawab gue.
"Kagak! Dulu2 loe nggak gini. Biasanya loe coklat muda"
"Tapi ini kan juga coklat" Gue jadi bingung.
"Kagak! Loe sekarang keliatannya lebih gosong! Bejemur digenteng loe?"
Gue ketawa, "Bodo amat ah! Mauk item, ungu, kuning, ijo, biru, gue gak masalah. Tapi gue tetep cakep kan Yun? Apa kabar loe?" Dan selanjutnya kita udah sibuk bagi cerita.
Ditengah-tengah ngobrol, karena penasaran gue bilang, "Kok aneh ya, kenapa loe jadi ngomentarin soal gue jadi item. Biasanya anak2 yang ketemu gue bilangnya gue makin kurus" Dia ngeliatin gue sambil ketawa, "Ah! Elo kan emang dari dulu kurus gitu2 aja nggak ada bedanya. Apa anehnya?"
Gue menepuk meja, girang, "Tuh! Bener kan? Gue juga udah tauk Yun, kalo gue nggak bisa makin gemuk, tapi gue pun nggak makin kurus kan?" Horee! Gue bahagia karena akhirnya ada juga yang bisa melihat bahwa gue nggak makin kurus. Dia ngangkat alis sambil ngangguk2. Mungkin dia pikir gue beneran sudah gila. "Nggak usah histeris gitu" Katanya. Tapi jelas gue bahagia dong, biar gue nggak pernah bisa gemuk, setidaknya gue nggak makin kurus! Asiik!
Belakangan gue tauk kenapa si Yunita malah mengamati soal warna kulit gue. Dari pintu masuk mall ke parkiran luar cuma sekitar 100 meter dia udah sibuk rogoh2 isi tasnya buat cari payung.
"Ngapain sih loe deket gitu pake repot payungan segala? Takut item kayak gue?" Gue menggerutu liat adegan dia sibuk buka payung.
Dia ketawa, "Iya. Panas gini loh"
"Yun, elo tuh Cina Yuuuun,.... loe gak bakalan item!" Gue jadi ikut ketawa.
"Sapa bilang?"
"Paling2 kalo elo panas2an elo cuma jadi agak merah dikit. Nanti2nya juga balik lagi ke warna asli loe. Dont worry, kenapa?"
Dia nyengir, "Enggak ah, gak maok ambil resiko"
Parno banget ya? Takut jadi item. Udah jelas2 dia keturunan Cina. Sumpah, gue belom pernah liat ada orang Cina jadi item cuma gara2 sering berada diluar tanpa payung. Jangankan Cina, orang dengan etnis lain yang berkulit putihpun nggak bakalan berubah drastis jadi hitam, kecuali mungkin kalo mereka berjemur 30 x 24 jam. Tapi siapa juga orang yang kurang kerjaan?
Mengenai warna kulit gue yang menurutnya makin gelap, itu karena warna asli gue memang coklat. Dan sepertinya memang cuma jenis kulit warna coklat yang bisa berubah menjadi semakin gelap *Mengingat kulit gue begitu gampang meresap sinar matahari, lebih2 jika berada terlalu lama diruangan ber-AC*. Duh! Sengsara.
Ah, tapi seperti yang tadi gue bilang, gue nggak terlalu peduli. It is just another unimportant thing for me. Tapi kalo dibilang ceking, baru gue peduli. Karena, hhmm, karenaa.... gue sebel dibilang cekiiiiing! Basi

Wednesday, February 16, 2005

Celana Hipster


Sebagai orang yang berpakaian demi kenyamanan, gue gak peduli soal baju yang gue pake lagi mode apa enggak. Dari dulu gue nggak terlalu mikirin gaya selama baju yang gue pake bersih- nyaman- asal nggak kuno, dan sebisa mungkin modelnya nggak 'aneh beibeh'. Biarpun gue nggak modis, gue nggak anti mode. Gue suka kok memandang dan mengamati orang2 yang modis. Gue juga tauk model gimana yang sedang in, tapi gue nggak pernah ngotot buat jumpalitan nyari2 model yg sedang in itu. Aduh, repot. Gak penting gitu loh.

Beberapa tahun belakangan ini jelas2 keliatan banyak perempuan2 muda berbagai kalangan sliweran dimana-mana pake model hipster. Model bawahan (rok atau celana) yang jatuhnya dipinggul, yang banyak dianggap 'gaya'. Gue sendiri punya. Soalnya dipakenya terasa nyaman, karena kalo dibuat duduk nggak nyekék perut, hueehhehee..... *Jadi bukan sok pengen gaya*. Pasalnya, yang kadang suka bikin geli, banyak perempuan2 yang sok ingin tampil gaya dan trendy pake hipster tanpa menyadari kekurangan diri. Contohnya, maaf2 aja ya, ada yang pake celana hipster dengan atasan ngatung yang tiap kali dia ngangkat tangannya, wuuiiih, terlihatlah 'tas pinggangnya' yang berlapis-lapis. Tapi gue salut, it's their body anyway, tandanya dia punya percaya diri yang besaaaar. Hihihiii. Karena menurut gue, pantes- nggak pantes itu relatif, tapi memang fisik seharusnya nggak boleh menghalangi seseorang buat tampil gaya selama dia ngerti aturan mainnya dan selama dia nggak ngerusak pemandangan aja. Karena gue benciiiiii, benci- sebencinya liat perempuan ber-hipster ria yang pake celana dalemnya model maxi. Yang tanpa harus menunggu dia duduk, celana dalamnya udah lebih dulu ngintip dibalik jeans-nya. Kampungan betul. Biasanya malah gue yang suka jadi nggak enak sama orang2 yang ada disitu. Padahal dia belum duduk loh, apalagi kalo dia pake nungging? Mbok ya! Kalo dia itu penganut aliran celana dalem model midi dan maxi (ada loh, yang bener2 fanatik sukanya pake celana dalem full nutupin puser, sumpe), ya nggak usahlah sok pake hipster segala. Forget it. Soalnya liat celana dalem balapan sama jeans yang dia pake, bener2 bukan pemandangan yang indah!

Yang serunya, pernah ada perempuan dibonceng dimotor dan kebetulan mobil gue dibelakangnya. Kali ini nggak ada cerita celana dalem dia balapan sama jeans-nya. Tapi perempuan itu bener2 bikin gue melongo (termasuk cowok2 lain yang mungkin juga liat dia). Why? Karena gue yakin dia malah nggak pake apa2 sama sekali dibalik celana jeans-nya, mengingat gue sampe jelas2 melihat belahan pantatnya! *gubrak!* Asoy nggak tuh? Berani malu. Pasti dia salah satu korban Japanese style (spt gambar2 mode cewek2 Jepang yg gue dapet dari forward2 email), yang mungkin sedang mempelopori generasi lanjutannya Hipster : Buttster! (ada nggak ya?)

Monday, February 14, 2005

fOr thOse whO celebrate it


Wishing you all have a great day with your love ones today!

and for you honey, I dont need to wait for a Valentine's day to love you
Because you're everything to me...
Because I love you both with all my heart...
And because I always love you both everyday!

Thursday, February 10, 2005

Komentar Hari Ini


Beberapa hari lalu baca artikel di koran "Lokasi Bencana Tsunami Aceh Akan Dijadikan Lokasi Wisata" Hueeeh! Gue gregetan. Yang bener aja? (Yah, sebenernya gue nggak terlalu takjub sih) Sepertinya orang Indonesia memang paling jago dalam hal mengkomersialisasikan segala sesuatunya, even musibah sekalipun. Iya kan? Yang jelas gue nggak setuju. Masak iya lokasi bekas musibah dijadiin tempat wisata? Nggak etis rasanya. Ngapain sih musibah perlu dijadikan kenangan segala? Gue yakin, korban2 yang selamat dari musibah itu malah sedang berusaha buat nggak mengingat kejadian itu. Gimana sih pemerintah? Males beberes, apa mo ngirit dana rekonstruksi?
Yang lucu soal kapal tanker seberat 3600 ton milik PGN (hhm, kalo nggak salah inget) yang pada saat bencana terjadi kapal nyangsang sampai ketengah kota. Berhubung kapal masih berfungsi, oleh pihak pemilik hendak difungsikan lagi, tapi denger2 pemerintah malah ingin membuat kapal tesebut jadi museum. Hehhehhee... Gak penting banget, deh! *Ini gossip, serius, apa lucu2an sih?*

Selanjutnya gue baca gossip mengenai seleb yang janda muda, yang biasanya berjibab, yang katanya sekarang melepas jilbabnya. Kabarnya dia sekarang mengecat rambutnya jadi warna merah tua ber-highlight, mengenakan jeans ketat, dengan penampilan yang jauuuuh banget dari penampilan muslimnya yang dulu. (Makanya kalo pake jilbab jangan sekedar ikut2an trend/temen doang) Komentar seleb itu, "Gue sedang dalam titik jenuh gue." Hihihii,... pinter banget deh excuse'nya. *Yaolloooh nih orang. Pembaca kan nggak bego?* Bilang aja situ mo ngeceng lagi, mo cari suami suami baru gitu loh, mbaaak....
Oups! Kejamnya diriku *dzziigh!* Sorry

Wednesday, February 02, 2005

Cantengan


Yang gue tauk, cantengan itu dari bahasa Jawa buat bengkak bernanah diujung kuku jari. Salah satu kebiasaan jelek gue, ngeletekin kuku. Entah itu kuku jari tangan atau kuku jari kaki. Sepanjang yang gue inget, gue nggak pernah pake pemotong kuku kecuali buat mencungkil kuku yang sedikit susah gue tarik. Ini bukan hal baru dan sejauh ini gue sehat2 aja hingga kemarin. Ujung jari tengah kaki kanan gue bengkak. Semalaman gue gak bisa tidur. Sakitnya top banget! Jantung gue seolah pindah keujung jari gue yang bengkak. Sedikit demi sedikit sakitnya naik hingga ke kaki. Gue meriang. Tidur dengan berbagai posisi pun tidak mengurangi sakit. Semua keringat dingin gue keluar. Tiba2 gue ketakutan kena tetanus. Entah jam berapa akhirnya gue berhasil tidur.

Pagi ini gue bangun, rasa sakit, panas, dan kaku dikaki gue hilang. Namun bengkak dikaki masih terasa sakit dan merah. Gue ke kantor pake sendal cantik- bukan sepatu.
Siangnya dikantor, jalan gue udah mulai sedikit pincang. Semua orang tauk gue cantengan dikaki. Jari gue mulai panas dan berdenyut lagi. So, gue berniat buat ke dokter sepulang kerja nanti buat minta disuntik anti tetanus. Tapi si Robert bilang, "Mana mungkin dokter cuma nyuntik doang? Pasti nanti bengkak loe juga dia pecahin buat dikeluarin dan dibersihin nanahnya. Trus nanti baru dikasih anti biaotik sama obat dari dalem." Gitu katanya. Haiyaaah, pake nakutin segala. Dipecahin? No way, man. Disentuhpun gue bisa kalap apalagi dipecahin? Gak usah ke dokter ah, serem! Akhirnya gue minta si Lina beliin antibiotik di apotik. Lina pun kasih saran buat beli Garamycin sekalian. Oke. Kalo udah merana begini, saran serius dari siapapun termasuk office girl gue terima.

Sorenya gue udah bener2 pincang. Pulangnya gue pake sendal jepit simpanan gue buat dikantor. Gue pulang kerumah nyokab. Selain karena Nina disana, juga buat antisipasi karena gue nggak maok lagi harus merasa kesakitan sendirian tanpa Raymond dirumah.
Dan benar juga, baru setengah jam gue dirumah nyokab sakitnya kumat lagi. Rasanya luar biasa top! Lebih sakit dari yang semalam. Suhu badan gue terutama dikaki hingga paha mulai naik. Berdenyut-denyut. Duduk nggak bisa, rebah nggak bisa. Gue sampai harus menangis meraung- raung bercucuran air mata tanpa suara karena nggak sanggup menahan sakit. Kuku jari gue bengkak sebengkak-bengkaknya, kaku, dan amat sangat merah.
"Mami, I've never seen you crying like this before" Komentar Nina. Right! Gue sendiri pun belum pernah merasa sesakit ini diseluruh badan gue. Sumpe! Yang bermasalah diujung jari kaki, tapi sakitnya merambah keseluruh badan. Sepertinya saat2 menjelang melahirkan pun nggak gini2 amat.
Nyokab bawain gue air panas campur garam buat merendam kaki gue. Adik gue dateng dari apotik bawa Rivanol dan ponstan. Ternyata air panasnya manjur banget! Setengah jam gue merendam kaki gue disitu, sedikit demi sedikit rasa sakitnya berkurang. Setelah itu jari gue kompres pake Rivanol. Enak. Selain panas dan sakitnya hilang (kecuali dijari itu sendiri) juga melemaskan kekakuan dari telapak kaki hingga paha. Gue mulai bisa jalan dengan normal lagi, dan gue mulai bisa cengengesan lagi.

Nggak keren banget! Hari gini masih cantengan

Thursday, January 20, 2005

Musim Bencana


Sedih.
Bencana di Aceh belum lagi tuntas buat ditangani, bencana lain sudah kembali datang. Beberapa hari terakhir ini banyak liputan mengenai banjir yang kembali melanda kepulauan (Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali) di Indonesia. Sepertinya kali ini banjirnya bener2 banjir gede2an! Di Jakarta sendiri (katanya) ada ribuan rumah yg terendam karena ketinggian air ada yang mencapai 3 meter s/d 7 meter (masak sih?) *Kasian bener nih pak SBY, belom juga 100 hari jadi pres udah buanyuak buangget masalahnya* Mestinya sih nggak cuma di Indonesia, bahkan terjadi dibanyak negara lain, termasuk dinegara yang jarang banjir- yang sistem irigasinya sudah tertata baik.

Gue bersyukur, seumur-umur daerah tempat gue tinggal belum pernah mengalami kebanjiran *Bocor2 mah, seriiing* Biarpun begitu gue sering juga mengalami terhadang banjir dijalanan. Nyusahin, but somehow fun! Tapi walau bagaimana pun gue bisa ikut ngerasain susahnya orang yang kebanjiran, apalagi kalo banjirnya sampai berhari-hari!
Bagaimana ya? Kadang gue kasihan, tapi kadang gue suka jadi gregetan kalo mengingat salah satu penyebab banjir itu selain faktor 'kiriman dari Bogor' juga karena (yg umumnya terjadi) masyarakat sendiri yang nggak tertib, yang suka seenaknya buang sampah hingga menumpuk di selokan, di kali, dan di pintu air, dan masyarakat (umumnya kaum urban) itu sendiri yang suka 'maksa' mendirikan tempat tinggal semi permanen yg rapat2 satu sama lain dipinggiran kali, dan Pemda pun bersikap 'kurang keras' mengatasi masalah tata kota dan kaum urban ini. Gue pikir, jika terjadi banjir, masyarakat urban ini sudah seharusnya konsekwen menerima resiko dari ulah asal2an mereka sendiri. Jangan selalu menyalahkan pemerintah. Yang kasihan justru mereka2 dilingkungan lain disekitarnya yang jadi ikut terkena banjir.

Ah, nggak ngerti! Mungkin banyaknya bencana belakangan2 ini karena bumi yang sudah semakin tua, dan manusia2nya yang semakin ngawur. Atau mungkin juga karena Tuhan sedang kesal2nya dengan manusia?.
Tobatlah hai kau manusiaaa...........

Wednesday, January 19, 2005

Tragedi Hari Ini

Kejutan Pertama
Jarak dari pasar ikan Barito ke Pasaraya nggak jauh2 amat, dilalui bis umum, dan gue pun nggak buru2 amat- so, gue naik metro mini yang lewat saat itu. Gue naik dari pintu belakang dan duduk dibangku belakang (bukan bangku panjang yg paling belakang). Kebetulan bis nggak banyak penumpangnya, dan mereka semua duduk di bangku2 depan. Jadi hanya gue yg duduk dibelakang dan kernet yang berdiri di pintu belakang. Pas bis akan berbelok di tikungan Iskandarsyah, ada 2 orang lelaki naik dari pintu belakang yang langsung duduk dibelakang gue, dan 1 orang naik dari pintu depan. Saat itu perasaan gue masih normal2 aja. Tapi sewaktu gue maok turun didepan Pasaraya, gue merasa kalo ada gerakan halus disamping bahu kanan gue- yang dengan refleksnya langsung gue tepis sambil melotot ke orang dibelakang gue itu, "Heh! Mo nyopet ya?" Gue hampir aja teriak. *Tampang gue udah yang paling judes banget* Gile bener,.. duduk dengan tas rapat dibawah ketiak masih aja dia coba buka resletingnya!
Lelaki sialan itu berekspresi biasa2 aja seolah gak ngelakuin apa2 walaupun jelas2 gue liat sendiri kalo dia baru aja nurunin tangannya kebawah! Meskipun belum sempat dia copet, tapi gue asli sewot dan marah. Rasanya gue pengen banget bisa ngegampar tuh orang. Dan karena takut gue bertidak gila, gue lari kearah depan (orang2 didepan sudah pada mulai menengok kebelakang) sambil mengumumkan ke orang2 itu bahwa ada 2 orang copet dibangku belakang dan 1 orang temannya didepan. Saat bis berhenti gue turun diikuti semua orang kecuali copet2 itu. Brengsek!!
Sebenarnya gue ngeri juga seandainya copet tadi pake ngeluarin pisau segala.

Kejutan Kedua
This is cool! Baru belok menuju kantor, sudah terlihat "laut" 500 m dari jalan raya. Oh my god,... jangankan mobil, motor pun nggak ada yang maok lewat situ. Haduh! Gimana ya? Maok pulang lagi juga males. Untungnya ada tukang ojek yang maok nganter gue sampai ke kantor lewat jalan muter- yang tembus2nya pas diseberang gedung kantor. Air dijalan itu sudah sedengkul. Awalnya si tukang ojek ragu- tapi gue paksa terus hingga akhirnya dia maok juga menyeberangi air setinggi dengkul itu. Hueeh, gue sampe harus ngangkat dua kaki gue tinggi2 biar nggak kecipratan air!
Bete-nya lagi, setelah naik keatas, gue baru tauk kalo listrik juga mati dari PLN! 2 jam dikantor bengong2, dan karena air didepan belum juga surut, gue pulang lagi pake ojek dengan kembali harus mengangkat kaki gue tinggi2.

Kesel nggak sih? Hari ini gue nyaris dicopet, harus akrobat diatas motor, nggak bisa nerusin kerjaan dan nggak bisa maen2 sama internet. Huh! Satu hari yang sia2... Sampai dirumah, gue tidur lagi.

Wednesday, January 12, 2005

Ngidam bakpaO


Pas lewat didepan RS Boromeus ada gerobak penjual bakpao,
"Mami, aku mauk bakpao dong"
"No! Tidak! Dari tadi pagi sampe siang, kamu kan belum makan nasi"
*ciri khas orang indonesia : harus makan nasi*
"Tapi aku nggak maok makan nasi, mami. Aku pengen makan bakpao!" Keukeuh.
Sambil terus berjalan menggandeng tangannya, gue nggak juga berhasil membujuknya, "Ya sudah, tapi nanti cari yang wajah abangnya sedih." Ini sih cuma alasan gue aja. Tapi jika memang nanti disepanjang jalan ini ada penjual bakpao yang terlihat sedih dan kuyu menanti dagangannya laku, ya bolehlah beli. Nambah2 rejeki mereka.

(DIALOG DGN TUKANG BAKPAO **dikepala**
Mencuri-curi lihat wajah tua tukang bakpao,
Tukang bakpao : Kenapa sih neng, kok ngeliatin wajah saya ajah?
Gue : Bapak lagi sedih apa lagi seneng?
Tukang bakpao : Emang kenapa?
Gue : Emang nggak boleh nanya?
Tukang bakpao : Emang maok apa?
Gue : Mo beli bakpao.... *dzziighh! mo beli bakpao apa mo ngajak berantem ya?*
Tukang bakpao menggerutu : Beuh! Bade meser bakpao pake ningali beungeut!)

Hebatnya, bisa2nya kita jalan pelan2 sampe ke Bank Niaga! Dan tidak ada satupun tukang bakpao yang kita temui disepanjang jalan. Duh! Nina masih saja ngotot pengen makan bakpao. Yang ada malahan bapak2 yang sudah tua banget- penjual kuntum2 bunga (dikemas dalam plastik) yang menawari bunga2nya dari satu mobil ke mobil lainnya, "Kasihan, mami. Wajahnya sedih" Memang, sedih melihatnya. Harusnya orang seumuran dia sepantasnya dirumah saja menikmati hari tua *sigh* Sedih beneran nih liatnya.

So, selesai di ATM, sebelom balik kita mampir lagi ke Boromeus- cuma maok beli bakpao 2 biji! *Tobat* Syukur Alhamdulillaah abangnya masih disitu.

Thursday, January 06, 2005

%$#^%*#@!!!!


* pagi *
GAM ngaco lagi di Aceh?
Sebel banget! Sempet2nya! Gak punya perasaan banget jadi manusia! Rakyat Aceh lagi pada sengsara kok masih ngotot aja cari2 perhatian? Bikin kekacauan doang bisanya! Tobat dong, tobaaatt... Rese!!

Bank Dunia?
Hhhhmm,... Ini duitnya dari mana ya?
(betul2 pemikiran orang jaman batu : Gue*)

Adiguna Sutowo nembak pelayan cafe?
Bah! Dia pikir dia masih 'musim' ya? Banyak lagak! Ngakunya borju- elite, lagaknya preman!
Hukum mati aja, biar tau rasa!

eh, jangan deng,... mending dipenjara aja yg lama.

* siang *
Korban tsunami di Aceh mencapai 94.200 jiwa?
Wow! Yakin? Sebanyak itu? Memang mayat2 itu beneran dihitung satu2?

* malem *
Desi Anwar di Metro TV?
Heh? Kok gue baru tauk ya? Sejak kapan?