Friday, April 30, 2004

Cute Nephew


Ada keponakan gue namanya Akmal, baru maok 2 tahun akhir September tahun ini. Uh! Gemesin banget! Putih, agak2 montok, rambutnya kruwil2 kayak Nicholas Saputra. Sudah cukup gondrong. Neneknya (nyokab gue), pengen rambutnya dipotong sedikit biar keliatan lebih boyish, tapi neneknya yang satunya ingin dia tetap begitu. *Ibunya si Akmal yang jadi bingung sendiri*. Dan bukan karena dia keponakan gue sendiri lho kalo gue bilang dia cakep. Soalnya ada juga keponakan gue yg lain yang nggak cakep. Hehhehee... Tapi yg satu ini memang asli lucu banget tampangnya dan lagaknya! Rasanya pengen banget gue kruwes2, pengen gue uwel2. Nina sendiri sudah cukup besar, karenanya setiap kali ada Akmal di rumah- betul2 jadi hiburan buat kita. Sampai terkadang Nina pun suka jadi jealous karena mengira gue cuma sayang sama Akmal. Hampir semua dikeluarga gue membahasakan gue sebagai "mamimu". Tapi Akmal dengan lidah kecilnya mempersingkat panggilan itu dengan "mamu". Jadilah gue selalu dia panggil "Mamu", instead of "Bude".

Ada suatu saat dimana Akmal suka menarik2 baju ibunya. "Bu! Bu! Babok." katanya. Suaranya pun lucu. Maksudnya mengajak ibunya tidur. "Dudusz, bu." katanya lagi. Dudusz itu susu. Dan sesudah susu diberikan pasti dia akan bilang, "Abem.". Maksudnya terima kasih. Jauh ya? Dan Akmal sesungguhnya bukan anak yang pecicilan. Nina itu satu2nya temannya bermain sepanjang hari karena setiap siang sama2 tinggal dirumah neneknya. And she is definitely not a good playmate for him. Ngasih contoh yang enggak2 aja. Manjat2 lah, mukul lah, bikin mimik muka jelek lah, corat coret lah, bongkar2 ini itu. Biasalah, anak2. Tapi si Nina kadang benar2 bad influence.
Kemaren gue gregetan bin geli sendiri liat si Akmal kecil ini. Karena dirumah, ibunya nggak memakaikan dia diaper dan lupa 'ngajak' ke kamar mandi, maka ngompol lah dia di celana. Nah, trus dimulai deh pemandangan lucunya. Ketika ibunya mencoba menarik celananya kebawah, anaknya malah ngotot menahan celana basahnya biar tetap dibadannya sambil nangis menjerit-jerit. Nggak mauk digantiin. Anehkan? Gue belom pernah liat anak sekecil gitu tarik2an celana sama ibunya. Kuat, lagi. LOL. Cuma mau menggantikan celana anak segede gitu aja susahnya minta ampun. Awalnya dia cuma pipis dan celananya aja yang basah, berhubung sambil terus nangis meraung-raung, lama2 kausnya pun ikutan basah kuyup oleh keringat. Ini juga lucu. Celana sudah berhasil dicopot, giliran mau buka kausnya lagi2 ngotot dia tahan. Kedua lengannya ia tahan erat dibadannya, sama sekali nggak mau merentangkan tangannya keatas. Konyol ya? Nggak ngerti tuh kenapa dan apa mauknya. Udahannya setelah sukses menggantikan bajunya, gantian ibunya yang keringetan sendiri. Capek dong. Si Akmal sendiri masih aja terus meraung-raung sambil berusaha nyopot kaus dan celana bersihnya lagi. Gregetan nggak tuh?
Wah, adatnya... waku2 banget ya? Tapi jadi pengen ngasih adek lagi buat Nina nih.

Monday, April 26, 2004

Nina Bertanya


Malam beberapa hari lalu, lagi2 Nina berkomentar seperti yang sering dia komentarkan sebelumnya setiap kali ia melihat gue merokok, "Mami kalo merokok melulu nanti cepet mati, lho."
Gue meringis. Malu hati sendiri. Gue dan suami memang benar2 bukan contoh yang bagus buat dia. Belasan tahun merokok susah dihentikan dalam sekejab walaupun anak sendiri yang memaksa. 

Nina duduk disamping gue memegang bungkus Gudang Garam Filter gue ditangannya. Dia amati dan dia baca.
"Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan pada janin," Ia membaca peringatan dibungkus rokok itu, "Tuhkan mam,... nanti jantung mami bisa sakit lho."
"Iya, iyaaa,... tapi mami abisin ini dulu dong."
"Uh, mami mah ngerokok terus." Dia menggerutu sambil terus menatap bungkus rokok ditangannya. Lalu tiba2, "Kalo impotensi itu apaan sih mam?" Tanyanya. Waaaaa, gue tercengang ngang ngang! Apaan? Wah! Setahun ini setelah dia lancar membaca, Nina memang banyak bertanya ini itu sehubungan dengan hal2 yang tidak ia mengerti yang dibacanya. Tapi pertanyaan spt ini, baru kali ini ditanyakan. Impotensi? Hhhm.

"Itu penyakit bapak2 Nina." Jawabku.
"Ooh,... trus penyakit oom-om juga ya?"

"Iya. tapi kan namanya juga penyakit. Ada yang bisa kena, ada juga yang nggak kena." 

"Kalo gitu Daddy juga bisa kena ya?"

"Ah! Moga2 ya jangan donk. Ngaco kamu. Emang kamu maok kalo Daddy sakit?"

Ia meringis. 

"Nina maok nanya apalagi?" Tanya gue.

Ia tersenyum, "Nggak ada. Kan Nina udah tauk." Jawabnya.
Good. Nggak ada pertanyaan mendetail mengenai seperti apa impotensi itu. Gue kembali tenang. Tapi untuk berapa lama? Besok, lusa, besoknya lusa, atau minggu depan dia pasti akan bikin gue terkejut lagi dengan pertanyaan2nya itu.

-------------------------------

Finally we finished with the moving stuff out lastnight.
And I'm glad that I could move in to this new place now


------------------------------

Gracie the dog, was death this morning. And there are only 4 dogs left now.


Wednesday, April 21, 2004

TV Commercial


Entah kenapa *ada yg notice nggak ya?*, iklan2 TV kita selalu di dominasi dengan iklan produk perawatan kecantikan. Yang terbanyak khususnya untuk perawatan rambut dan kulit, mulai dari shampoo untuk membuat rambut hitam dan lurus seperti habis di rebonding sampai sabun yang (katanya) bisa memutihkan kulit. Sehingga terciptalah image bahwa perempuan Indonesia yang cantik adalah perempuan yang berkulit putih halus, langsing, dan berambut indah panjang hitam dan amat sangat lurus. Heh?! Padahal, kecuali keturunan China, Jepang, dan bule, orang Indonesia memang sudah sejatinya berkulit kecoklatan. Lumrah. Melayu. Tapi efek iklan2 itu begitu dasyat karena sekarang2 ini banyak perempuan Indonesia yang berpenampilan hampir serupa dengan rambut yang hitam lurus panjang dan kulit yang (diusahakan) putih. Gue sendiri punya 6 orang teman perempuan yang tampak belakang semuanya terlihat serupa sampai susah membedakannya kecuali dengan mengenali bentuk tubuh atau pakaian mereka. Lucu juga.

Awalnya si Raymond yg memulai dengan mempertanyakan iklan2 tersebut dan soal definisi kecantikan perempuan2 Indonesia yang dipersepsikan media iklan yang menurutnya bullshit. Dia bilang perempuan Indonesia jauh lebih menarik jika 'berwarna'. Maksud dia coklat. Begitupun komentar Gaby, perempuan Inggris yang lama tinggal di Surabaya. Gue jadi ketawa sendiri baca tulisannya : KAMU TIDAK DAPAT BERTENGKAR MENGENAI SELERA. Tapi lain lagi pendapat Bimo, cowok pribumi asli Jawa, yang setuju dengan definisi perempuan cantik adalah yang berambut hitam lurus panjang dan kulitnya putih. Gue sih ketawa2 aja. Jadi inilah pendapat berbeda dari yang bule dan yang lokal. Yang terbiasa melihat yang serba putih cenderung suka melihat yang berwarna. Dan yang terbiasa melihat yang berwarna cenderung lebih tertarik melihat yang putih. Manusia, oh manusia!

Gue lagi suka sama beberapa iklan di TV. Kelihatannya orang2 kita sudah mulai banyak yang kreatif dalam membuat iklan, walaupun bisa jadi pemilik gagasan2 keren itu ada juga yang merupakan profesional2 'import' dari luar. Gue sendiri bidangnya bukan di periklanan, dan gue pun bukan orang di bidang kreatif. Biasanya, gue hanya menaruh sedikit perhatian pada iklan2 di TV dan iklan2 di media manapun.
Tapi belakangan2 ini, ada 3 iklan TV yang bikin gue terpikat
:
1. Molto versi anak kecil manggung. Menggemaskan! Ada si bunga yang menangis jealous karena si kupu-kupu malah nemplok di si kaktus. Bahkan ketika si kaktus sudah keluar dari 'kulit'nya pun si kupu-kupu masih saja asik tiduran leyeh-leyeh menempel dikulit kaktus. Wangi sih!
2. Tissue Kleenex versi Ayah dan Bayinya. Kocak banget! Tentang si ayah yang setengah mati kerepotan membujuk bayi kecilnya agar diam, akhirnya sukses hanya dengan mencolek hidung si bayi kecilnya dengan sehelai tissue saja. Look at the funny expression of the baby. Cool! Jago banget deh 'nangkep' momentnya.
3. Kacang Hot Nut (kalo gak salah). Tengil! Tentang dua orang cowok yang pada (sok) pamer kebolehan, gaya2an, nangkep kacang pake mulut. Eiitsszz,... yang terakhir saking jago-nya sampe ada burung ikutan jatoh dari langit kena ketapelan kacang dia *nyengir*.

Hhhmm,.... iklan apa lagi ya??
Ah, sutralah. Semoga mereka yang di periklanan pada makin kreatif dan menghasilkan iklan2 menarik spt yg sering gue liat di Commercial Breakdown. Ada yang suka nonton acara itu??

Monday, April 19, 2004

Kopi Darat


Baca2 report TW mengenai Kopi Darat beberapa Blogger di Citos minggu 18 April kemaren, rasanya gue agak2 menyesal nggak bisa ikutan. Gue dapet kabar dari bapak Richoz sekitar hari Kamis minggu lalu bahwa beberapa Blogger janjian maok ke Dufan rame2, ngumpul dulu pagi jam 11 di Seibu, dilanjutkan malemnya di Citos. Sayang gue nggak bisa! Weekend kemaren gue di Bogor, karena emang ada keperluan.
Ah. Tapi yg jelas kalo ada kesempatan lagi gue maok ah ngikut. Liat photo2nya kayaknya suasananya akrab dan santai ya? I wonder, mereka sebelumnya sudah pada saling kenal belum ya? Soalnya gue merasa sebagai orang yang paling nggak "beredar" sedunia *Yang tauknya cuma tidur*. Yang mengaku sebagai blogger, tapi pasif abis2an.
Kalo kemaren gue dateng, jangan2 gue bakal jadi yg paling CENGO sendiri tuh.... sampe ter-tidur2 di meja. LOL!!

Thursday, April 15, 2004

Hokki Apa Rejeki?


Hhmmm... apa yah? Hari ini lagi2 bangun siang, lalu langsung ngantor naik bis biasa. Nggak buru2 kok. Jadi biarpun bis-nya ngetem ya nggak masalah. Toh gue dapet bangku. Duduk. Buka jendela lebar2 biar rambut yg masih agak2 basah ber-kibar2 kering di kepala *kelakuaann..*. Sebelum ongkos ditagih kenek, uang gue siapin ditangan. 10 ribuan. Yang tanpa gue itung lagi kembaliannya, langsung gue slesepin aja ke kantung depan rok jeans gue lalu sibuk kembali menikmati kemacetan lalu lintas diluar sana.

Di kantor, uang di kantung gue keluarin. Pengen minta tolong office girl beli mie pangsit. Dan setelah agak lama memandang uang ditangan, gue baru sedikit ngeh kalo ternyata kembalian yang gue dapat dari si kenek bis lebih banyak dari uang yg gue pake buat bayar ongkos. Karena gue bayar dengan pecahan 10 ribuan, seharusnya gue dapat kembalian 8500. Tapi si kenek mungkin mengiranya 20 ribuan ya? Jadinya bukan gue yang seharusnya bayar dia 1500 perak. Tapi malah si kenek yang bayar gue 8500 perak buat duduk. Huuehhee,... I dunno, lho. Asli nggak tauk.
Maaf ya pak kenek ...

Wednesday, April 14, 2004

Tuteh Mendongeng


2 mingguan lalu gue bikin dongeng tentang Putri Niyee yang berambut kribo, tapi nggak pernah ada endingnya. Yaa, maklumlah itu cuma dongeng instant buat pengantar tidurnya Nina. Tapi ada Tuteh si blogger baek hati yang maok nerusin, persisnya- ngebuatin dongeng itu sampai tuntas. Tas. Tas. Kalo maok tauk apa dan gimana, langsung aja baca deh Dongeng si Putri Kribo dan Istana Kribo dan jangan lupa kasih komentarnya ya?
TenkQ ya, teh!

Malemnya makan lesehan di Roku-Roku Panglima Polim sama Susan & Bimo. Nyantai banget semuanya nyandal jepit. Giliran pulangnya turun dari mobil dan mereka langsung balik. Didalam rumah setelah lampu terang benderang gue baru nyadar kalo sandal jepit gue belang. Ketuker, mbak! Yang kiri warna Biru emang punya gue, tapi yang kanan warna ijo punya si Susan! Hiihiihiii,... nggak jelas.

Monday, April 12, 2004

Lelaki Mesum


Gue mulai jalan2 di internet sejak akhir 97. Yah, buat sebagian orang itu nggak cukup lama, tapi dengan rentang waktu itu cukup buat gue mengenali apa, kebiasaan, dan bagaimana orang2 khususnya para lelaki berlaku di internet secara umumnya. Gue bicara mengenai situs pencari teman, pencari jodoh, dsb-nya yang banyak banget jenisnya. Umumnya banyak orang yg menggemari situs seperti itu. Tapi percayalah anak manis, jangan pernah berbunga-bunga hanya karena kamu banyak dapet respons dari cowok2 di situs tsb. Bagi yang cuma sekedar mau cari teman, jangan pernah berharap kamu bisa benar2 mendapatkan banyak teman yg betul2 true friends. No way! Boro2 buat berteman standar, umumnya ketika ketemuan bicara mereka menjurus ke hal2 mesum, dan yang lebih ekstrim ada yang berusaha cari kesempatan buat grepe2. Setan berbulu domba.

Gue cukup sering mengalami hal2 seperti ini 2 tahun pertama saat gue sedang hobby2-nya surfing di internet. Ada yang to the point langsung lewat email, ada yang basa basi dulu dan yang setelah ketemuan baru "tercium" gelagatnya. bah! Mereka semua ngira gue gampang dikelecein apa? So, I kicked their ass right at that moment I found out. Kasian sekali mereka, cowok2 mesum itu. Nggak modal banget ya? Kalo cuma maok yang mesum2 cari aja perek. Kok ya pake maok sok kenal segala? You guys are pathetic! Gue nggak tauk, apa hanya gue yang pernah punya pengalaman apes begini. Yang jelas : I've learned my lesson. Never trusted people from the internet- especially men. Akhirnya gue merasa nggak perlu lagi menanggapi email2 yang masuk- bahkan gue tutup account gue sekalian.
Cuma bikin gue gila aja.

Setelah bertahun-tahun gue ngerasa basi dengan hal2 semacam itu, 2 bulanan terakhir ini gue ngikut friendster *Nggak usah ketawa!* Why? Karena setelah baca sana baca sini, keliatannya banyak blogger yang ikutan friendster. So apa salahnya gue join? Gue bener2 bukan sedang nyari kencan apalagi nyari jodoh. Basi! Toh disitu gue terus terang cuma cari kenalan sesama cewek buat sekedar chating kek, ngerumpi, atau buat jalan2.... Asik kan? Asli, nggak minat cari temen cowok. Bukan karena menolak punya temen cowok, bukan karena menolak punya banyak teman. Tapi diumur gue yang sekarang, dan sdh punya anak satu- gue merasa nggak perlu kenal banyak lelaki lagi kok. Mengingat betapa tomboynya gue dulu2, temen2 cowok gue bisa "3 gudang" sendiri. Jadi cukuplah.

Haiiyaaa,... baru-baru ini nyangkut respon dari seorang lelaki. Oke. Cuma sekedar chat a little, occasionally and a normal one are always fine. Dan gue masih saja berpikir bahwa tiap orang itu berbeda. Bahwa mungkin saja kali ini cowok ini beda dari yg sudah2. Tapi jujur aja gue nggak pernah berminat buat kepengen ketemu apalagi pengen kenal lebih jauh dengan orang itu. Gue udah 4 atau 5 kali menolak buat ketemuan. Buat apa? Wong nggak penting kan? Sampai suatu hari ketika memang gue lagi ada waktu dan mood, kita ketemuan dan ngobrol2. That was it. Nggak ada kesan apa2 yang nyangkut di kepala gue- apalagi maok mikirin dan inget2 dia lagi.

Dua hari setelah ketemuan dia ngirim sms.
Dia : Lagi ngapain?
Gue : Lagi di Laundry
Siangnya dirumah gue nerima sms dia lagi.
Dia : Boleh nggak kesana?
Gue : Boleh aja, tapi sorean gue maok pergi
Dia : Tempat loe bebas nggak? ML yuk?
Astaghfirullaahalaziim! Darah gue naek semua ke kepala. Awalnya perasaan gue yang standar2 aja ke orang itu langsung drop jadi berubah jijik sendiri. Kesel banget. Kepada siapapun gue (selalu) udah berusaha being nice and friendly, tapi ini kok malah dibalas begitu. Jauh banget menyalahartikan keramahan gue. GR. Dia pikir dia bisa coba2 sama gue ya?
Dasar otak mesum... kadaluwarsa banget loe. Basi. Bauk..

Friday, April 09, 2004

gak usah di 'klik'


Hari ini otak gue rasanya kusut. Error. Padahal rambut gue juga udah kusut. Lho? Apa hubungannya?

Been cryng for the whole evening because I felt so relieve of something.
Tahukah kamu,... semalam tadi... aku menangis.
Mengingatmu,... mengenangmu,...

Judulnya : Lagu Indonesia banget deh. Gue lagi melancholis banget semaleman.
Ternyata jadi orang melancholis itu capek ya? Bawaannya pengen meraung-raung aja.

Saturday, April 03, 2004

temporary quit blogging


loosing my trust
loosing my hope

be back when I'm fine and ready
for I don't know how long

goodbye everyone!

Friday, April 02, 2004

Dunia Lain


Waaa,... Dunia Lain's episode lastnight was awesome! Ada penampakan! That was the scariest ghost have ever been captured by the cam ever! Merinding gue. Bayangin aja, tiba2 dari belakang semak2 muncul sesosok tua bongkok berbaju longgar panjang, rambut tipis panjang, kepala miring ke bahu kirinya, pincang, berjalan perlahan menuju pintu (tanpa daun pintu) sebuah bangunan tua didekat situ. Gila banget nggak tuh! Wajahnya nggak jelas itu nenek2 apa kakek2. Yang jelas serem, aja! I mean it. It sure had a long hair, wore a loose long dress, limb, and hardly walked from behind the bush to a door of abandoned building behind it. Slooowwly. Walked like a zombie. Yup! Penampakannya hampir 1 menit sendiri, dan amat sangat JELAS, man! Sampe2 gue sempet ragu itu rekayasa apa bukan ya? Begitu jelasnya, nggak blur sama sekali, seolah gue lagi nonton hantu2 di 'Jelangkung'nya Dhimas Djayadiningrat!
Iiih,... Jangan sampe deh gue ketemu yang begituan. Gue mendingan ketemu Alec Baldwin aja aaah,.... *wink*